Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam 5 Tahun Terakhir, 40 Warga Babel Tewas Diserang Buaya

Kompas.com - 28/02/2024, 20:03 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Antara

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Sebanyak 40 warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tewas diserang buaya dalam lima tahun terakhir.

Garda Animilia Universitas Muhammadiyah Babel menilai, hal tersebut sebagai dampak dari kerusakan lingkungan akibat penambangan bijih timah ilegal.

"Konflik antara manusia dan buaya dalam lima tahun terakhir ini meningkat karena kerusakan lingkungan."

Demikian kata Tim Garda Animilia Universitas Muhammadiyah Babel, Bayu Nanda saat menjadi pembicara pada Diskusi Publik Konflik Buaya dan Manusia di Pangkalpinang, Rabu (28/2/2024).

Baca juga: Warga Aceh Tamiang Tangkap Buaya Sepanjang 3 Meter

Bayu Nanda mengatakan, hasil penelitian yang dilakukan Garda Animilia, dalam lima tahun terakhir tercatat ada 154 kasus konflik antara buaya dan manusia.

Rinciannya, 48 penangkapan buaya, 66 serangan buaya nonfatal, dan 40 serangan buaya mengakibatkan korban tewas.

Peristiwa tersebar di Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, Belitung Timur, dan Kota Pangkalpinang.

"Itu angka kasus konflik buaya dan manusia hanya yang terdata dan terekspos di media massa, sementara yang tidak terdata sangat banyak sekali," kata Bayu Nanda.

Bayu Nanda menyatakan, ada banyak kasus serangan buaya ini yang tidak terdata, karena keluarga korban tidak mau mengeksposnya ke publik.

Baca juga: Indonesia Peringkat 1 Konflik Buaya dan Manusia, Penambangan Rusak Sungai

"Dalam pekan ini setidaknya kami bertemu tiga korban serangan buaya ini, dan dari tiga korban tersebut hanya satu yang terdata, sementara dua lainnya tidak terdata," kata Bayu Nanda.

Menurut Bayu Nanda, konflik buaya dan manusia di wilayah ini terjadi karena kerusakan lingkungan habitat buaya di sungai, dan hutan mangrove akibat penambangan bijih timah ilegal.

Selain itu, ketersediaan makanan seperti ikan di sungai untuk makanan buaya, semakin berkurang dampak dari kerusakan lingkungan tersebut.

"Kerusakan lingkungan dampak penambangan bijih timah ilegal ini mengakibatkan tempat buaya berkembang biak dan mencari makan semakin berkurang, sehingga buaya ini masuk ke pemukiman warga," kata Bayu Nanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Regional
Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Regional
Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Regional
Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Regional
Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Regional
Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Regional
300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

Regional
Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Regional
Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com