KOMPAS.com – Kenaikan harga beras di sejumlah daerah di Indonesia, termasuk Kepulauan Riau (Kepri), akan terus berlanjut hingga akhir Maret 2024.
Tingginya harga beras terjadi karena produksi beras lokal belum memasuki musim panen raya.
Kendati demikian Kepala Perwakilan (KpW) Bank Indonesia Provinsi Kepri Suryono mengaku untuk di Kepri masih wajar atau masih terbilang aman.
“Kenaikkan harga beras di wilayah Kepri terbilang masih sangat jauh lebih rendah dibandingkan beberapa wilayah lainnya yang ada di Indonesia,” kata Suryono kepada Kompas.com, Minggu (25/2/2024).
Baca juga: Jelang Ramadhan, Harga Beras di Polman Melambung Tinggi hingga Rp 390.000
Suryono juga menegaskan bahwa cadangan beras di Kepri aman hingga April 2024 atau setelah Lebaran.
“Hingga saat ini, persedian di Bulog saja di atas 1.000 ton. Sementara di Asosiasi Distributor di atas 2.000 ton. Jadi dapat disimpulkan tidak ada masalah untuk stok beras di Kepri,” ujarnya.
“Sekali lagi saya harap masyarakat Kepri tidak panic buying,” tegas Suryono.
Ia berharap masyarakat Kepri tidak panic buying sebab kenaikan harga beras ini berlaku secara nasional.
“Tidak saja rendah, bahkan kenaikan harga beras di Kepri masih di bawah rata-rata nasional. Jadi tidak perlu dikhawatir dan resah,” terang Suryono.
Suryono menegaskan, kepastian ini berdasarkan sinergitas yang solid antara BI Kepri bersama TPID, Pemerintah Provinsi Kepri, Pemerintah Daerah hingga Bulog dan distributor yang menyatakan kesiapannya untuk sama-sama menjaga ketersedian beras di Kepri.
Suryono juga mengungkapkan bahwa saat ini BI Kepri sedikitnya telah menyiapkan uang tunai sebanyak Rp 2 Triliun.
“Untuk tahun ini, kami siapkan sedikitnya Rp 2 triliun uang tunai untuk menghadapi momen Ramadhan dan Lebaran 2024,” sebut Suryono.
Baca juga: Kementan Pastikan Produksi Beras Nasional Tetap Aman
Tidak itu saja, Suryono juga memastikan kebutuhan uang rupiah tersedia dalam jumlah cukup dan kualitas layak edar.
“Kami, BI Kepri juga berkoordinasi dengan perbankan dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR) untuk menjaga ketersediaan uang di mesin tarik uang (ATM) dan mesin setor tarik (Cash Recycling Machine),” jelas Suryono.
Pihaknya juga menegaskan, telah melakukan pemetaan untuk memberikan pelayanan penukaran uang di sejumlah titik di seluruh Provinsi Kepri.