SEMARANG, KOMPAS.com - Warga Negara Indonesia (WNI) di Kuala Lumpur, Malaysia, membludak ingin ikut "nyoblos" ke lokasi TPS saat pemilu serentak, Minggu (11/2/2024).
Hal ini terjadi lantaran banyak yang belum masuk daftar pemilih tetap (DPT).
Kendati demikian, Ketua KPU RI, Hasyim Asy'ari memastikan tidak ada kekurangan bagi WNI yang telah terdaftar di DPT.
Hal itu disampaikan usai dirinya mencoblos di TPS 31, Kelurahan Pedurungan Kidul, Kota Semarang, Rabu (14/2/2024).
Baca juga: Soal Video Surat Suara Diduga Tercoblos di Madura, Ketua KPU: Saya Belum Tahu
"Enggak ada (kekurangan), saya ke Malaysia. Pemungutan suara sudah selesai semua. Malaysia sudah hari Minggu kemarin. Yang lainnya (di luar negeri) juga sebagian besar hari Minggu. Kalau Timur Tengah hari Jumat," ungkap Hasyim.
Sebelumnya diberitakan, Direktur Eksekutif Migrant Care, Wahyu Susilo mengungkapkan, banyak WNI belum terdaftar di DPT milik KPU.
Hal ini memicu keramaian dari ratusan ribu calon pemilih yang memadati 223 TPS di Malaysia.
"Saya berada di kerumunan ribuan calon pemilih di dalam pemilu awal ya, di Kuala Lumpur. Di Kuala Lumpur pemilu berlangsung tanggal 11 Februari 2024, dan ada sekitar 223 TPS. TPS ini melayani 223.000 pemilih," ujar Wahyu dalam rekaman suaranya, Minggu (11/2/2024).
Wahyu menjelaskan, banyak pekerja migran asal Indonesia yang bekerja di Malaysia datang ke TPS, tapi ternyata tidak terdaftar di DPT.
Dia menyebut, sekitar 150.000 orang yang tidak terdaftar ke DPT. Namun, mereka tetap datang ke TPS untuk mencoblos.
"Jadi diperkirakan jumlah daftar pemilih khusus di Kuala Lumpur ini jumlahnya membengkak ya. Kemarin malam atau tadi malam saya berjumpa pak duta besar, diperkirakan sekitar 150.000 pemilih yang belum terdaftar di DPT akan datang," tuturnya.
Secara umum, Hasyim menilai pelaksanaan pemungutan suara relatif lancar. Hanya saja beberapa jadwal pencoblosan diundur karena terdampak cuaca buruk.
"Sampai saya berangkat ke TPS alhamdulillah laporannya lancar semua. Bisa dilaksanakan sesuai dengan jadwal, bahwa ada yang agak mundur jamnya, laporan yang kami terima karena cuacanya hujan. Karena harus menyelamatkan surat suara juga. Keluarga juga menunggu kesiapan KPPS," tandas Hasyim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.