Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Danau Limboto Gorontalo Akan Jadi Lokasi Sensus Burung Air Asia

Kompas.com - 09/02/2024, 15:06 WIB
Rosyid A Azhar ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Asian Waterbird Census (AWC) atau sensus burung air asia akan dilaksanakan di danau Limboto pada hari Minggu, 11 Januari 2024 oleh sejumlah lembaga nonpemerintah, jurnalis dan perguruan tinggi.

AWC 2024 ini merupakan kegiatan tahunan yang selalu digelar di Gorontalo dan menjadi bagian dari kegiatan internasional.

Penyelenggara AWC di Indonesia dilaksanakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wetlands International Indonesia, Yayasan EKSAI, Burung Indonesia, Burungnesia dan Burung Laut Indonesia.

Baca juga: Jalur Penerbangan Gorontalo, Sulut, dan Sulteng Dibuka Lagi Bulan Ini

Asian Waterbird Census merupakan bagian dari International Waterbird Census (IWC) yang bersifat global, yaitu kegiatan tahunan dengan basis jaringan kerja yang bersifat sukarela. Sensus burung air Asia yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mendukung pemutakhiran data serta peningkatan kapasitas dan penyadartahuan publik tentang nilai penting burung air dan habitatnya di Indonesia,” kata Ketua Perkumpulan BIOTA, Debby Mano di Gorontalo, Jumat (9/2/2024).

Ia menjelaskan, AWC ini menjadi salah satu perangkat bagi upaya konservasi burung air, serta lahan basah sebagai habitatnya dengan melibatkan para sukarelawan.

Data dan informasi yang dikumpulkan digunakan sebagai rujukan estimasi populasi burung air secara global maupun untuk keperluan pengelolaan di tingkat nasional dan lokal, tidak kurang dari 5 juta km persegi.

Status sejumlah 871 jenis burung air itu akan dikaji secara ilmiah untuk menentukan kegiatan pengelolaannya.

Di Indonesia, data populasi digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan beberapa Taman Nasional penting, penentuan lokasi penting untuk Konvensi Ramsar dan East Asian Australasian Flyway Partnership, serta penentuan status jenis-jenis yang dilindungi.

Sejak tahun 1986 Wetlands International Indonesia/Yayasan Lahan Basah telah mengoordinasi pelaksanaan program Asian Waterbird Census (AWC) di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2024, kegiatan citizen science AWC Indonesia berkolaborasi dengan kegiatan Monitoring Burung Pantai Indonesia (MoBuPi) serta secara bersama-sama diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Wetlands International Indonesia/Yayasan Lahan Basah, Yayasan Ekologi Satwa Alam Liar Indonesia, Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia, Burungnesia, dan Burung Laut Indonesia.

“Sejauh ini burung air memang lebih banyak ditemukan di habitat lahan basah. Baik lahan basah alami maupun lahan basah buatan, termasuk sungai, danau, kolam, tambak, pantai, pesisir, mangrove, rawa gambut, sawah, tempat pembuangan limbah atau sampah serta berbagai lokasi lain di mana ditemukan burung air,” kata Debby.

Secara global sensus ini dilaksanakan satu kali setahun dan dilakukan secara serentak. Pada tahun 2024 di Indonesia dapat dilaksanakan selama Januari-Februari.

Sensus burung air ini menyasar semua jenis burung air yang ditemui di alam liar yaitu jenis-jenis dari kelompok kuntul, cangak, bangau, kowak, bebek, ayam-ayaman, pecuk, pecuk ular, burung pantai, pelikan, camar, tikusan, blekok, dan burung air lainnya.

“Siapa saja bisa berpartisipasi, baik pengamat burung profesional, pengamat burung amatir, pencinta alam, atau yang tidak pernah mengamati burung sekalipun. Kami di Gorontalo selalu membuka ruang bagi partisipasi individu dan lembaga sebagai upaya mendorong tumbuh kembangnya sains warga,” katanya.

Baca juga: Sensus Burung Air Asia Diprioritaskan pada Lahan Basah yang Memiliki Nilai Penting

Sensus burung air ini dilakukan dengan pengamatan di tempat ditemukannya burung air, mencatat informasi yang dibutuhkan dan kirim informasinya kepada penyelenggaran nasional, sesuai dengan mekanisme pelaporan data yang disediakan.

Data hasil penghitungan AWC dari seluruh partisipan akan digunakan sebagai rujukan estimasi populasi burung air atau keperluan pengelolaan dan penelitian sains warga (citizen science) lain yang relevan, khususnya bagi kontributor data, dengan mengedepankan etika penelitian, prinsip kontribusi-kesukarelaan dan profesionalitas.

Kegiatan ini melibatkan Perkumpulan Biodiversitas Gorontalo (BIOTA), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Gorontalo, Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) simpul Gorontalo, Harry Mimin Cottages, Universitas Gorontalo, Program Studi Konservasi Hutan (Konstans) Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo, Kelompok Studi Lingkungan Archipelago Universitas Negeri Gorontalo, KSK PWK Schediasi Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo, dan Lembaga Pers Mahasiswa Akurat Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Gelora Tak Ingin PKS Gabung Koalisi Prabowo, Gibran: Keputusannya Tunggu Pak Presiden Terpilih

Regional
Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Sukseskan PON 2024, Pemprov Sumut Manfaatkan TI untuk Pendaftaran hingga Logistik

Regional
2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

2 Caleg PDI-P Magelang Mengundurkan Diri meski Terpilih Pemilu, Siapa Mereka?

Regional
Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Daftar 100 Caleg DPRD Banten Terpilih Hasil Pemilu 2024

Regional
Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Bupati dan Wabup Daftar Pilkada Ogan Ilir 2024 di 7 Partai Politik

Regional
Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Saat Pratama Arhan Kembali Tersenyum Usai Indonesia Ditekuk Uzbekistan...

Regional
Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Mengenal Tugu Perdamaian Sampit, Lambang Perdamaian setelah Konflik Sampit 2001

Regional
Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Gibran Mengaku Sudah Persiapkan Berlabuh ke Partai Politik

Regional
Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Hadiri Rapat Pleno Penetapan Kursi DPRD Solo, Gibran: Tak Sabar Terima Banyak Masukan

Regional
Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Presiden Jokowi Nikmati Singang dan Cumi Sirabage Saat Makan Siang di Sumbawa

Regional
Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Petuah Jokowi Setelah Presiden-Wakil Presiden Dilantik, Gibran: Langsung Kerja, Kerja

Regional
Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Curiga Selingkuh dengan Alasan ke Pasar, Suami Bacok Istri di Lampung

Regional
300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

300 Kg Ganja Disembunyikan di Perbukitan Aceh, 1 Kurir Ditangkap

Regional
Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Warga Temukan Bayi Dalam Plastik di Rokan Ilir, Diduga Dibuang Orangtuanya

Regional
Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Nobar Indonesia Vs Irak di Balai Kota Solo, Gibran: Timnas Menang, Timnas Kalah Pokoknya Sampah Dibawa Pulang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com