Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah 20 Kelompok Burung Air yang Menjadi Sasaran Sensus

Kompas.com - 04/01/2019, 19:07 WIB
Rosyid A Azhar ,
Khairina

Tim Redaksi

GORONTALO, KOMPAS.com – Sebanyak 20 kelompok jenis burung air yang menjadi sasaran Sensus Burung Air Asia atau Asian Waterbird Census (AWC) yang digelar bulan Januari ini.

Ke-20 kelompok burung air adalah keluarga Podicipedidae (titihan), Phalacrocoracidae (pecuk), Pelecanidae (pelikan), Ardeidae (kuntul, cangak, kowak), Ciconiidae (bangau), Threskiornithidae (pelatuk besi), dan Anatidae (bebek, mentok, angsa).

Selain itu, Gruidae (burung jenjang), Rallidae (ayam-ayaman, mandar, kareo, terbombok), Heliornithidae (Finfoot), Jacanidae (ucing-ucingan), Rostratulidae, Haematopodidae, Charadriidae (trinil), Scolopacidae (gajahan, berkek), Recurvirostridae, Phalaropodidae, Burhinidae, Glareolidae (terik) dan Laridae (camar).

“Pada umumnya burung air memiliki jari-jari kaki lurus, kadang berselaput renang antara jari kakinya,” kata Ragil Satriyo Gumilang, Communication Education Participation and Awareness Coordinator AWC di Indonesia, Jumat (4/1/2019).

Baca juga: Wetlands Indonesia Kampanyekan Konservasi Burung Air dan Habitatnya

Ragil menambahkan ciri lainnya adalah paruh meruncing lurus atau melengkung, kadang berkantong panjang.

“Perbandingan ukuran panjang badan dengan panjang kaki minimal sama atau satu banding satu sampai satu banding tiga. Bulu penutup kadang-kadang dilapisi lilin guna mencegah kebasahan,” jelas Ragil Satriyo Gumilang.

Hasil penghitungan burung air melalui IWC dan AWC telah digunakan dalam menentukan status populasi burung air secara global.

Data sensus juga dimanfaatkan untuk acuan pengelolaan kawasan tidak kurang dari 5 juta km persegi. Status 871 jenis burung air hasil sensus juga telah dikaji secara ilmiah untuk menentukan kegiatan pengelolaannya.

“Di Indonesia, data mengenai populasi digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan beberapa Taman Nasional, penentuan lokasi penting untuk Konvensi Ramsar dan East Asian Australasian Flyway Partnership serta penentuan status jenis-jenis yang dilindungi,” ujar Ragil.

Kompas TV Pusat Penangkaran Satwa Cikananga, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat tengah melakukan karantina terhadap 45 ekor burung merak berbagai jenis yang merupakan hasil sitaan tim BKSDA Jawa Barat. Selain itu ada pula 11 ekor buaya yang turut dirawat karena kondisinya mengkhawatirkan. Sebanyak 45 ekor burung merak dan 11 ekor buaya berbagai jenis dikarantina oleh Tim Pusat Penanganan Satwa Cikananga, kecamatan Nyalindung, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Puluhan merak ini dikirim oleh tim penegak hukum Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat yang didapat dari sitaan di sebuah vila di wilayah Bogor dan diduga tak memiliki izin resmi. Selain itu ada pula buaya yang ditangkarkan di penangkaran satwa alur namun karena jumlahnya melebihi kapasitas maka dipindahkan ke tempat ini. Saat pertama dikirim puluhan satwa liar mengalami kondisi memprihatinkan akibat stres dan banyak terdapat luka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com