SEMARANG, KOMPAS.com - Satya Heri Chandra (32), merupakan satu-satunya produsen barongsai di Kawasan Pecinan Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Keahlian membuat barongsai telah diwariskan secara turun-temurun oleh kakek buyutnya.
Dia merupakan generasi keempat yang mampu membuat barongsai berkualitas seperti yang diajarkan orangtuanya.
Baca juga: Jelang Imlek, Penjual Angpau di Pecinan Semarang Mulai Diburu, Paling Laris Gambar Naga
Menurutnya, tak sembarang orang bisa membuat barongsai. Dalam membuat barongsai, perlu ketekunan dan ketelitian karena terdapat motif yang pakem.
Hal itulah yang membuat Satya menjadi satu-satunya produsen barongsai yang masih tersisa di Pecinan Semarang.
"Saya sudah generasi keempat, dulu bapak saya. Tapi sekarang sudah sakit-sakitan," jelas Satya saat ditemui di lokasi produksinya, Kamis (1/2/224).
Menurut Satya, memproduksi barongsai tidak hanya berbisnis. Melainkan, juga melestarikan budaya yang telah diwariskan oleh orangtuanya.
Meski tak mempunyai kendala saat memproduksi, beberapa tahun yang lalu jualannya sempat redup karena orangtuanya sakit dan ceruk pasar yang beralih ke digital.
Melihat hal itu, dia membuat gebrakan dengan menjual barongsai secara online melalui media sosial atau platform lainnya.
"Sekarang saya juga jualan di online juga akhirnya. Tapi yang konvensional juga masih ada di rumah saya," kata Satya.
Dengan cara seperti itu, dagangannya menjadi laris. Bahkan banyak pemesan yang berasal dari luar daerah.
"Sekarang yang pesan sudah dari Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar), Kalimantan, Sumatera dan Jateng," imbuhnya.
Satu barongsai biasanya dia jual mulai Rp 6 juta. Harga tersebut sudah finishing dan sudah siap digunakan untuk pentas.
"Jadi tinggal pakai saja itu," kata Satya.
Untuk naga, harganya jauh lebih mahal mulai Rp 8,5 juta hingga Rp 9,5 juta. Hal itu disebabkan karena pengerjaannya lebih lama.
"Kalau barongsai satu minggu jadi. Kalau naga bisa jauh lebih lama," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.