Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Intan Jaya Papua, Warga Sipil Ditembak dan Ratusan Orang Mengungsi

Kompas.com - 27/01/2024, 11:29 WIB
Pythag Kurniati

Editor

PAPUA, KOMPAS.com- Setidaknya dua warga sipil menjadi korban penembakan dalam konflik bersenjata di Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah, dalam sepekan terakhir.

Satu di antara mereka tewas di lokasi kejadian, tanpa sempat dilarikan ke Puskesmas terdekat.

Warga yang tewas adalah Yusak Sondegau. Dia kehilangan nyawa pada 21 Januari lalu. Menurut beberapa saksi, peluru bersarang di punggungnya.

Baca juga: Situasi Belum Kondusif, Penerbangan ke Intan Jaya Masih Ditutup

Pada hari yang sama, Juru Bicara Kodam Cendrawasih, Letkol Candra Kurniawan, menyatakan bahwa pihaknya yang menembak Yusak.

Candra menuduh laki-laki berumur 40 tahun itu merupakan anggota milisi pro-kemerdekaan Papua.

Akan tetapi, pihak keluarga membantah tudingan itu dan berkata bahwa Yusak adalah pekebun yang juga bekerja sebagai pegawai pemerintahan Kampung Buwisiga di Distrik Homeyo.

Baca juga: Perkembangan Situasi di Intan Jaya, Pangdam Pastikan TNI Tembak Anggota KKB

Satu warga sipil lain yang menjadi korban penembakan adalah perempuan bernama Apriana Sani. Dia ditembak pada 20 Januari lalu. Apriana bertahan hidup meski peluru tertancap ke tangan kanannya.

Yusak dan Apriana menjadi korban saat terjadi kontak tembak di Intan Jaya sejak 19 Januari lalu. Situasi di kabupaten itu memanas seiring gelombang penolakan warga terhadap proyek TNI/Polri membangun Patung Yesus Kristus dan kasak-kusuk izin pertambangan emas di Blok Wabu.

Baca juga: Takut KKB, 270 Warga di 6 Kampung Intan Jaya Mengungsi

Kronologi penembakan

ilustrasi jenazah.KOMPAS.COM/SHUTTERSTOCK/JAN H ANDERSEN ilustrasi jenazah.

Yusak Sondegau ditembak dan tewas di halaman rumahnya, pada 21 Januari 2024 sekitar pukul 11 siang.

Informasi ini disampaikan warga Sugapa yang berada di lokasi dan turut mengangkut jenazah Yusak. Saksi mata ini meminta identitasnya disembunyikan. Dia khawatir akan mendapat intimidasi dalam situasi konflik yang belum mereda.

Menurut saksi mata, sebelum ditembak, Yusak baru saja pulang dari ibadah Minggu di gereja. Rumah Yusak berada dekat pos Brimob. Posisi rumahnya tepat di belakang Bank Papua Sugapa.

Baca juga: Satu Lagi Anggota KKB Intan Jaya Tewas Ditembak TNI-Polri

"Setelah warga pulang ibadah, sekelompok personel TNI/Polri masuk ke rumah Yusak dan memeriksa dari kamar ke kamar. Mereka keluar setelah mengambil data orang-orang yang tinggal di rumah itu, termasuk Yusak," kata saksi mata.

Orang tua Yusak, yang bekerja di kantor bupati, kemudian memberi minuman kepada para aparat keamanan tersebut. Sebelum kembali ke pos jaga, kata saksi mata ini, aparat memerintahkan semua warga kampung untuk masuk ke dalam rumah mereka.

Namun Yusak bertahan di luar rumah. Dia duduk di halaman.

"Lalu terdengar suara tembakan satu kali. Masyarakat bertanya-tanya itu tembakan apa. Ternyata aparat menembak Yusak. Dia mati di tempat.

"Waktu ditembak, dia tidak membawa senjata tajam apa pun. Dia mengenakan baju hitam, jaket, dan sepatu lumpur," ujarnya.

Baca juga: Polisi Selidiki Status Warga Sipil yang Jadi Korban Tewas dalam Kontak Tembak di Intan Jaya

Menurut saksi mata, informasi penembakan Yusak beredar cepat. Tak lama berselang, pengurus beberapa gereja dan pejabat distrik datang dan mengevakuasi jenazah Yusak ke Puskesmas Yokatapa.

Salah satu orang yang membawa jenazah Yusak adalah Pastor Angelo Lusi. Dia adalah imam yang bertugas di Gereja Katolik Paroki Ilaga, Kabupaten Puncak. Saat kejadian dia tengah melakukan kunjungan kerja di Gereja Santo Misael Bilogail di Sugapa.

Menurut saksi mata, orang-orang melarikan Yusak ke Puskesmas bukan untuk menyelamatkan nyawanya. Saat dievakuasi, Yusak sudah tidak bernapas. Peluru bersarang di punggung kanannya.

"Warga angkat jenazahnya ke puskesmas agar dokter bisa kasih surat kematian dan juga untuk bersihkan lukanya," kata saksi mata ini.

Baca juga: KKB Serang Pos TNI di Intan Jaya, 1 Anggota KKB Tewas Tertembak

TNI mengaku menembak

Pada hari yang sama, Juru Bicara Kodam Cenderawasih, Letkol Candra Kurniawan, menyebar keterangan tertulis kepada media massa.

Dalam dokumen itu, Candra menyebut pasukan TNI/Polri melakukan penindakan hukum yang mengakibatkan Yusak tewas. Candra menuduh Yusak adalah anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

"Kejadian ini bermula saat dilakukan penegakan hukum oleh personel gabungan TNI/Polri yang melihat tujuh gerombolan KKB [istilah yang digunakan pemerintah untuk menyebut TPNPB]," kata Candra.

Candra membuat klaim, pasukannya melihat tujuh orang itu membawa dua senjata laras panjang. Mereka berada di Kampung Baitapa menuju Kumbalagupa Sugapa. Setelah menembak Yusak, Candra mengeklaim bahwa senjata laras panjang itu dibawa lari anggota TPNPB.

Baca juga: Menyoal Konflik Bersenjata di Intan Jaya, Perbedaan Status Korban dan Mencuatnya Isu Blok Wabu

Klaim Candra ini tidak sesuai dengan kesaksian warga. Selain bukan anggota milisi pro-kemerdekaan, Yusak tidak pernah memiliki atau membawa senjata api saat terbunuh.

"Yusak sudah lama tinggal di rumah itu. Dia tidak pernah gabung dengan TPNPB atau OPM," kata saksi mata yang juga tetangga kampung Yusak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Malam Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Penjelasan BMKG Soal Gempa Garut M 6,5, Guncangan Terasa hingga Jakarta dan Jawa Timur

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com