Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Pernyataan Jokowi Disorot dan Dinilai Menghalalkan Segala Cara...

Kompas.com - 26/01/2024, 10:03 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com- Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut seorang kepala negara boleh memihak kepada calon tertentu dalam kontestasi pesta demokrasi ramai menyedot perhatian publik.

Pro kontra muncul terkait pernyataan Jokowi tersebut.

Mulai dari pernyataan yang berdasar dan diperbolehkan dalam Undang-Undang hingga tudingan bahwa Jokowi tidak memiliki sikap kenegarawan.

Kendati demikian, banyak kalangan menyayangkan sikap Jokowi tersebut lantaran hilangnya netralitas kepala negara dalam sebuah pesta demokrasi.

"Saya kira kenegarawan Pak Jokowi sudah mulai terkikis, sudah niretika, saya khawatirnya cenderung menjadi Machiavelistis, menghalalkan semua cara untuk memenangkan pilpres," ucap pengamat politik dari Undip Wahid Abdulrahman, melalui sambungan telepon, Rabu (25/1/2024).

Baca juga: 20.965 Anggota KPPS di Purworejo Dilantik, Dilarang Like, Komen, dan Share soal Capres-Cawapres


Baca juga: Mahfud Tegaskan Bansos Diberikan oleh Negara, Bukan Milik Pejabat Tertentu

Menurut Wahid, dengan menjabat sebagai presiden RI dua periode, mestinya Jokowi sudah naik level menjadi negarawan. Namun pernyataan, tindakan, sikap Jokowi menunjukkan sebaliknya.

"Sudah jelas siapa paslon yang didukung, untuk pasangan 02, namanya anak biologis, bagaimana pun akan diusahakan semaksimal mungkin untuk menang," katanya.

Dosen FISIP Undip itu sangat menyayangkan sikap Jokowi yang disebut mulai gelap etika.

Padahal masyarakat masih belum menerima persoalan putusan MK yang meloloskan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka maju menjadi cawapres.

"Kalau presidennya sudah niretika, kenegarawannya terkikis, cenderung Machiavelistis, menghalalkan segala cara untuk memenangkan paslon 02, maka itu akan ditiru oleh bawahannya, menteri, bahkan mungkin nanti bisa gubernur, bupati/wali kota karena kepala negaranya sudah begitu," tegasnya.

Baca juga: Siap Menangkan Prabowo-Gibran Satu Putaran, Hercules: Mendukung Calon Lain Langsung Pecat

Penggunaan fasilitas negara

Presiden Joko Widodo mengecek penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) saat melakukan kunjungan kerja ke Lapangan Sepak Bola Klumpit Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (22/1/2024).Dok. Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo mengecek penyaluran bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) saat melakukan kunjungan kerja ke Lapangan Sepak Bola Klumpit Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Senin (22/1/2024).

Wahid menilai dalam perspektif etika dan kebangsaan, kenegarawan perilaku Jokowi sudah tidak sehat.

Kendati mengaku boleh menunjukkan keberpihakan selama tidak menggunakan fasilitas negara, tidak ada pengawasan pasti terkait hal itu.

Apalagi belakangan saat melakukan kunjungan kerja di Salatiga muncul gestur tangan berpose angka dua dari dalam mobil presiden.

Belum lagi bansos yang disebut oleh Mendag Zulhas sebagai kemurahan hati Jokowi.

Baca juga: Mahfud Ingin Mundur dari Menko Polhukam, Zulkifli Hasan: Haknya Orang

Hingga munculnya paket beras Bulog yang dibagikan untuk warga ditempel stiker Prabowo-Gibran.

"Contoh tersebut, penggunaan fasilitas negara itu nanti pasti akan semakin banyak, mulai dari yang sederhana, itukan simbol ya, gedung kementerian, itu kan milik negara," bebernya.

Untuk itu, Wahid berharap masyarakat turut bijak mengawasi jalannya kontestasi pemilu kali ini. Terlebih mengingat keberpihakan Jokowi membuat Bawaslu semakin terbatas dalam pengawasan.

"Kalau kita hanya mengandalkan lembaga penegak atau pengawas pemilu, saya kira tidak akan bisa maksimal. Data faktanya sudah terlihat beberapa kejadian potesi pelanggaran. Apalagi kalau nanti (pelanggaran) dilakukan oleh presiden. Saya pesimis kalau itu bisa ditindak dengan adil," pungkasnya.

Baca juga: Dirikan Posko Netralitas TNI-Polri, Polda Jateng: Bila Menemukan Pelanggaran, Silakan Melapor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Patroli Geng Motor di Jalan Protokol, Polisi Bubarkan Balap Liar

Regional
Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Jalan Rusak, Seorang Wanita di Ketapang Melahirkan Dalam Perjalanan ke Rumah Sakit

Regional
Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Diduga Depresi Usai Bunuh Perempuan di Kamar Kos, Lansia Ini Gantung Diri di Pantai Kejora

Regional
Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Polisi Tangkap Pemuda Bawa Senjata Tajam saat Nongkrong di Solo

Regional
Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Akui Tidak Punya Uang, Bernadus Ratu-Albertus Ben Bao Deklarasi Maju Pilkada Sikka dari Jalur Independen

Regional
3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

3 Kader Demokrat Berebut Restu AHY di Pilkada Sumsel, Cik Ujang Klaim Sudah Kantongi Rekomendasi

Regional
Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Eks Komisioner KPU Konsultasi Calon Independen Pilkada Magelang

Regional
Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Setelah Gerindra, Rektor Unsa Daftar Maju Pilkada ke PSI

Regional
Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Terima Pendaftaran Pilkada Manokwari, PDI-P: Kami Tak Koalisi dengan PKS

Regional
Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Sepasang Calon Perseorangan Mendaftar di Pilkada Pangkalpinang

Regional
Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Telan Anggaran Rp 6,79 Miliar, Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang-Demak Dikebut

Regional
5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

5 Orang Diperiksa, Penemuan Pria Berlumpur dan Tangan Terikat di Sungai Semarang Masih Misteri

Regional
Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Rumah Terancam Disita Bank, Korban Penipuan Katering Buka Puasa Masjid Sheikh Zayed Solo Buka Donasi

Regional
Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Cerobong Asap Terbakar, Pabrik Tahu di Kabupaten Semarang Ludes Dilalap Api

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com