Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terdampak Abu Vulkanik Gunung Lewotobi, Bandara Wunopito Lewoleba Ditutup

Kompas.com - 16/01/2024, 08:48 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LEMBATA, KOMPAS.com - Bandar Udara (Bandara) Wunopito Lewoleba, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), ditutup sementara akibat dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

General Manager AirNav Indonesia Cabang Kupang I Nyoman Oka Wirana mengatakan, penutupan bandara itu akibat abu vulkanik gunung Lewotobi.

"Penutupan rute penerbangan dimulai dari pukul 10.00 Wita dan akan berakhir pada pukul 16.00 Wita. Perkembangan selanjutnya akan disampaikan jika memang ada perubahan," ujar Nyoman dalam keterangannya, Selasa (16/1/2024).

Baca juga: Antisipasi Lahar dan Awan Panas Lewotobi, Warga 2 Desa Dievakuasi

Dia menjelaskan, secara kasat mata abu vulkanik tidak terlihat atau ditemukan saat dilakukan paper test di bandara.

Tetapi, ungkap Nyoman, sebaran debunya berada di atas wilayah udara Kota Lewoleba.

Hal ini diketahui berdasarkan hasil foto citra satelit. Selain itu berdasarkan laporan dari pilot pesawat yang melintas di wilayah udara Lewoleba.

Sementara itu, hingga saat ini status aktivitas Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada di level IV awas.

Baca juga: Puncak Lewotobi Dilanda Hujan Deras, Warga Diminta Waspada Banjir Lahar Dingin

Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Lewotobi mencatat, pada Selasa (16/1/2024) terjadi delapan kali gempa letusan dengan amplitudo 37-47.3 mm, durasi 19-141 detik, enam kali awan panas guguran amplitudo 22.2-47.3 mm, Durasi 71-151 detik.

Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Lewotobi dari level siaga ke awas sejak Selasa (9/1/2024) pukul 23.00 Wita.

Bahaya debu vulkanik

Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Ling Kusnadi menjelaskan, ada beberapa unsur logam yang terkandung dalam abu vulkanik seperti SiO2, CO2, Fe, Fe2O3, Mg, kalium.

Dari beberapa unsur tersebut, kandungan yang paling tinggi adalah SiO2 atau silika.

"Dia itu bukan racun, tetapi berupa kristal. Dia tajam kan, pesawat saja bisa jatuh. Karena silika itu sangat kuat," ujar Kusnadi kepada Kompas.com, Kamis (11/1/2024).

Dia menyarankan, apabila abu vulkanik masuk ke mata jangan digosok menggunakan tangan, tetapi dibersihkan dengan air. Begitu juga kalau ada kendaraan yang terpapar abu vulkanik.

"Harus disiram dengan air terlebih dulu, setelah itu baru dibersihkan dengan sabun pencuci. Kalau tidak bisa rusak," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Sopir Bus Kecelakaan Maut di Subang Belum Diinterogasi, Polisi: Masih Sakit

Regional
Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat 'Jaga Anak Ini dengan Baik'

Warga Blora Temukan Bayi di Luar Rumah dengan Surat "Jaga Anak Ini dengan Baik"

Regional
Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Belasan Rumah Warga di Bangka Belitung Jebol Diterjang Puting Beliung

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Longsor di Sitinjau Lauik, Gubernur Sumbar Nyaris Jadi Korban

Regional
Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Kambing yang Dicuri Pemberian Dedi Mulyadi, Muhyani: Saya Minta Maaf

Regional
Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Mensos Risma Robohkan Rumah yang Dihuni Bocah yang Lumpuh

Regional
Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Gunung Ile Lewotolok NTT Alami 120 Kali Gempa Embusan dalam 6 Jam

Regional
Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Hanya Berselang 2 Jam, Sungai Bogowonto Kembali Makan Korban Jiwa

Regional
352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

352 Jemaah Haji Kloter Pertama di Jateng Berangkat dengan Fasilitas “Fast Track”, Apa Itu?

Regional
360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

360 Calon Jemaah Haji Kloter Pertama Embarkasi Solo Diterbangkan ke Tanah Suci

Regional
Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Update Banjir di Tanah Datar Sumbar, 11 Orang Meninggal, 5 Kecamatan Terendam

Regional
Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Nyetir Sambil Pangku Anak, Isuzu Traga Tabrak Hillux di Wonogiri, 2 Orang Tewas

Regional
Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Gibran Kunker ke UEA dan Qatar, Teguh Prakosa Jadi Plh Wali Kota Solo

Regional
Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Istri Hamil, Pria di Banyumas Malah Setubuhi Anak Tiri Berulang Kali

Regional
Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Bocah 10 Tahun di Wonosobo Tewas Terseret Arus Bogowonto Usai Bermain Futsal

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com