KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Dedi Mulyadi, optimis pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan menang dalam satu putaran pada Pilpres 2024.
Dedi mengatakan, salah satu ciri kemenangan Prabowo-Gibran adalah adanya kelompok yang menyiapkan koalisi untuk menghadapi putaran kedua.
“Karena pemilu akan seputaran maka dicegah dengan membuat koalisi itu sejak sekarang. Padahal di antara tim itu mereka selalu klaim survei sudah tinggi, kalau tinggi harusnya optimis jadi pemenang pertama atau kedua,” kata Dedi dalam keterangan tertulisnya yang diterima Kompas.com pada Senin (15/1/2024).
“Tapi sekarang jadi pemenang kedua saja tidak optimis karena rakyat telah menyimpulkan pemilu ini akan satu putaran,” sambungnya.
Soal target, dia menambahkan, wilayah Jawa Barat (Jabar) akan menjadi penyumbang terbesar kemenangan.
Baca juga: Halaman Kantor Camat di Bengkulu Ditanami Ganja oleh Penjaganya
Berdasarkan hasil analisisnya, Dedi optimis Prabowo-Gibran akan menang lebih dari 54 persen suara di Jabar. Dalam sebulan terakhir, lanjutnya, hasil survei Paslon tersebut naik dari 42 ke 45 persen.
“Dan sekarang masih ada waktu satu bulan lagi, saya yakin kenaikannya tidak tiga persen lagi, tapi minimal naik 7 persen,” ujar Dedi.
Dedi menilai, hasil itu berkaitan dengan psikologis masyarakat Sunda pada umumnya yang tak mau ambil pusing, sehingga mereka akan memilih calon yang pasti menang.
Dia berharap, Prabowo-Gibran akan menang satu putaran sehingga bisa langsung melanjutkan pembangunan Indonesia, sebab negara tetangga seperti Malaysia, sejak awal telah mengagumi persatuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto.
Menurutnya, mereka iri lantaran politik Indonesia berjalan dengan baik sehingga pembangunan terus meningkat. Terlebih jika Prabowo menang dan melanjutkan kepemimpinan Jokowi.
Baca juga: Kebakaran Tempat Karaoke di Tegal, Karyawan Lihat Asap Mengepul dari Lantai 3
“Nanti Itu bakal bikin negara lain semakin iri dengan politik dan pembangunan Indonesia, karena negara lain itu tidak senang Indonesia bersatu fokus membangun, mereka senang kalau Indonesia terus saling menjelekkan karena menjadi target pasar,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.