Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geruduk Kantor Wali Kota Solo, Mahasiswa: Sebetulnya Mau Ajak Mas Gibran Debat

Kompas.com - 18/12/2023, 19:05 WIB
Labib Zamani,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari beberapa kampus di Solo dan kota-kota di Indonesia menggelar aksi damai di depan Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (18/12/2023) sore.

Aksi tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan yang telah mereka lakukan sebelumnya. Aksi damai pertama digelar di Monumen 45 Jakarta.

Baca juga: [HOAKS] KPU Benarkan Gibran Beli Ijazah Palsu di Australia

Kemudian, aksi kedua diselenggarakan di Kawasan Titik Nol Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Aksi di depan kantor Wali Kota Gibran Rakabuming Raka tersebut adalah aksi ketiga.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, para mahasiswa tampak memakai kaus warna hitam.

Baca juga: Ngopi Santuy di Semarang, Kaesang Tak Paksa Kader PSI Pilih Prabowo-Gibran

Mereka membentangkan spanduk bertulis "Evaluasi 9 Th Rezim Jokowi" dan "Tahta untuk Rakyat".

Mahasiswa juga membawa jagung sebagai simbol bahwa demokrasi di Indonesia masih seumur jagung. 

Aksi damai tersebut diikuti mahasiswa dari BEM Universitas Slamet Riyadi (Unisri), BEM Universitas Indonesia (UI), BEM Universitas Paramadina, BEM Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), BEM Univeristas Surakarta (Unsa), BEM Institut Islam Mamba'ul Ulum (IIM), BEM Universitas 'Aisyiyah dan BEM Poltekkes Solo.

Baca juga: Ngopi Santuy di Semarang, Kaesang Tak Paksa Kader PSI Pilih Prabowo-Gibran

Ingin ajak debat

Koordinator Wilayah BEM SI Kerakyatan Jateng dan DIY sekaligus BEM KM Unisri Solo Raafila Anbiya mengatakan, aksi tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk keresahan atas putusan Mahkamah Konstitusi.

Para mahasiswa sengaja menggelar aksi damai di depan Balai Kota juga karena ingin mengajak Gibran berdebat bersama.

Massa aksi tidak puas dengan putra sulung Presiden Jokowi yang selalu absen saat diundang dalam debat publik.

"Sebetulnya hari ini mau mengajak Mas Gibran debat. Karena rasa ketidakpuasan kita. Pertama karena etika tadi etika hukum yang telah dilanggar. Putusan MKMK yang hari ini ternyata masih dilanggengkan untuk cawapres, yang kedua kami sangat kecewa karena beberapa hal waktu kegiatan publik Mas Gibran tidak mau hadir. Kami ingin melihat gagasan Mas Gibran seperti apa untuk membawa negara ini," terang dia, Senin (18/12/2023) sore.

Menurutnya, proses keputusan MK terkait pencalonan Cawapres dinilai cacat hukum.

"Kemarin putusan MK rasanya kita sangat dikhianati dari proses hukumnya. Kita ingin mewujudkan partisipasi masyarakat yang bermakna. Tapi hari ini putusan MK melanggar etika. Pada akhirnya cawapres hari ini ternyata melanggar etika," kata dia.

Massa aksi juga menyoroti soal keluarga Presiden Jokowi yang dinilai melanggengkan kekuasan.

"Ternyata dari tahun ke tahun menuju pemilu hari ini keluarga Jokowi ingin memiliki rasa kuasa. Kemarin ternyata beredar isu rumor menjadi gubernur Jateng. Jangan sampai terjadi kekacauan seperti di MK langgengnya Gibran jadi cawapres," ujar Raafila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dewan Syuro PKB Kota Semarang Deklarasikan 'Wawan' Jadi Wakil di Pilkada 2024

Dewan Syuro PKB Kota Semarang Deklarasikan "Wawan" Jadi Wakil di Pilkada 2024

Regional
Wanita yang Tampar Polisi di Makassar Ditahan, Dijerat Pasal Penganiayaan

Wanita yang Tampar Polisi di Makassar Ditahan, Dijerat Pasal Penganiayaan

Regional
Sempat Baku Tembak, Pasukan TNI Akhirnya Kuasai Markas OPM di Maybrat

Sempat Baku Tembak, Pasukan TNI Akhirnya Kuasai Markas OPM di Maybrat

Regional
'Study Tour' Dilarang, Biro Wisata Banyumas Raya: Jangan Bunuh Kami

"Study Tour" Dilarang, Biro Wisata Banyumas Raya: Jangan Bunuh Kami

Regional
Penyebab Keracunan Massal di Brebes Terungkap, Makanan Basi?

Penyebab Keracunan Massal di Brebes Terungkap, Makanan Basi?

Regional
Nelayan di NTT Tewas Diterkam Buaya, Korban Sempat Panjat Pohon Bakau

Nelayan di NTT Tewas Diterkam Buaya, Korban Sempat Panjat Pohon Bakau

Regional
Kantor Dinas Perkim Majene Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Kantor Dinas Perkim Majene Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
2 Pasangan Pengungsi Rohingya Menikah di Kamp Pengungsian Aceh Barat

2 Pasangan Pengungsi Rohingya Menikah di Kamp Pengungsian Aceh Barat

Regional
Bus Surya Kencana Terguling di Lombok Timur akibat Sopir Ugal-ugalan

Bus Surya Kencana Terguling di Lombok Timur akibat Sopir Ugal-ugalan

Regional
Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan di Bandungan Hari Ini, Pelayat Berdatangan

Pilot Korban Pesawat Jatuh di BSD Dimakamkan di Bandungan Hari Ini, Pelayat Berdatangan

Regional
Festival Lampion 23 Mei di Borobudur: Jadwal Pembelian Tiket, Harga, dan Lokasi Penerbangan

Festival Lampion 23 Mei di Borobudur: Jadwal Pembelian Tiket, Harga, dan Lokasi Penerbangan

Regional
PKS Rekomendasikan Wali Kota Depok dan Haru Suandharu Maju Pilkada Jabar

PKS Rekomendasikan Wali Kota Depok dan Haru Suandharu Maju Pilkada Jabar

Regional
Kriteria Sosok Ideal Bupati di Banyumas Raya Menurut Akademisi Unsoed

Kriteria Sosok Ideal Bupati di Banyumas Raya Menurut Akademisi Unsoed

Regional
Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok dan Sayuran di Kebumen Naik

Jelang Idul Adha, Harga Kebutuhan Pokok dan Sayuran di Kebumen Naik

Regional
9 Rumah Terbakar di Bantaran Rel Solo, BI Ganti Sebagian Uang yang Hangus

9 Rumah Terbakar di Bantaran Rel Solo, BI Ganti Sebagian Uang yang Hangus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com