KOMPAS.com - Terik sinar surya menyapa ketika sampai di Desa Petapahan, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Jumat (15/12/2023), pukul 10.00 WIB.
Kali ini, Kompas.com mengikuti petugas Kepolisian Sektor (Polsek) Tapung untuk menyosialisasikan pemilihan umum (Pemilu) 2024 ke warga di daerah pelosok.
Desa Petapahan terletak di pinggir Sungai Tapung Kiri dan dikelilingi oleh sungai kecil, yakni Sungai Petapahan.
Desa ini berada di pertengahan sepanjang aliran Sungai Tapung, yang bermuara langsung ke Sungai Siak.
Baca juga: Anak-anak Difabel Intelektual di Yogya Ikut Sosialisasi Pemilu, Suaranya Rawan Dimanfaatkan
Kompas.com berangkat dari Pekanbaru ke Desa Petapahan dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam.
Sepanjang perjalanan, terlihat kondisi jalan banyak yang rusak, baik berlubang maupun bergelombang. Kiri dan kanan dipenuhi perkebunan kelapa sawit.
Jalan lintas ini juga banyak dilalui kendaraan berat yang mengangkut buah sawit hingga kayu industri.
Setelah tiba di Desa Petapahan, Kompas.com disambut oleh belasan personel polisi, termasuk Kapolsek Tapung, AKP Nursyafniati.
Polisi langsung mengarahkan menuju dermaga untuk berangkat ke daerah pelosok menyosialisasikan pemilu yang melewati jalur sungai, yaitu Sungai Tapung.
Sampai di dermaga, sudah ada beberapa polisi dan juga seorang prajurit TNI yang menunggu bersama paket sembilan bahan pokok (sembako) yang akan diberikan kepada warga saat sosialisasi pemilu.
Dua perahu mesin untuk menuju daerah pelosok sudah disiapkan. Satu berukuran besar, satu lagi agak kecil bermuatan lima orang.
Perjalanan pun dimulai menuju rumah-rumah warga di pinggiran sungai.
Bertolak dari dermaga, melewati anak sungai yang masih tenang. Sekitar 15 menit kemudian, memasuki Sungai Tapung.
Baca juga: KPU Gelar Sosialisasi Pemilu untuk Penyandang Disabilitas
Perjalanan menuju rumah warga, melawan arus ke hulu sungai. Perasaan was-was karena sungai sedang pasang dan arusnya sangat deras sejak musim penghujan.
Sungai Tapung ini lebarnya sekitar 150 meter. Tapi, di beberapa bagian lebih lebar.
Rasa cemas dan takut pun bercampur. Sebab, di aliran sungai ini ada hewan predator, yaitu buaya.
Kedua perahu memilih melawan arus di tengah-tengah sungai. Sepanjang aliran sungai yang dilewati, kiri dan kanan masih hutan. Kayu-kayu besar nan tinggi menjulang.
Kicauan burung-burung pun seakan menemani perjalanan. Seketika pikiran tenang melihat indahnya alam semesta.
Alur sungai yang dilalui tidaklah lurus. Ada beberapa tikungan menantang yang mesti dilalui.
Pengemudi perahu mesin yang juga anggota polisi, tampak sangat berhati-hati saat berbelok agar tidak terbalik.