BENGKULU, KOMPAS.com - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menegaskan jika terpilih salah satu program 100 hari pertamanya adalah memercepat pembangunan untuk daerah tertinggal.
Ketertinggalan di Indonesia menurutnya disebabkan oleh akumulasi masalah yang terus menumpuk.
Pernyataan itu disampaikan Anies untuk menjawab pertanyaan seorang mahasiswa banyaknya ketimpangan pembangunan di Indonesia termasuk Bengkulu yang selalu menjadi wilayah paling miskin di Pulau Sumatera.
"Dalam menyusun visi dan misi kami menggunakan pendekatan dua dimensi dan kami satu-satunya menggunakan dua dimensi ini. Apa dimensi itu, pertama dimensi sektor seperti pertanian, pertambangan, keluarga,. Lalu dimensi teritorial seperti Sumatera, Kalimantan. Kenapa kami pakai teritorial karena kami tidak ingin anggap Indonesia itu sama seperti desa-desa di Jawa. Indonesia ini beda-beda," sebut Anies dalam dialog di Universitas Prof. Hazairin, Bengkulu, Rabu (6/12/2023).
Baca juga: Di Bengkulu Anies Bongkar Strategi Memperbaiki Pendidikan Bangsa
Ia melanjutkan, bila pemerintah pusat terbiasa memandang kebijakan itu sama untuk sebuah wilayah, maka Indonesia tidak akan pernah maju.
"Karena kita tidak pernah memenuhi kebutuhan apa yang ada di tingkat lokal. Ketimpangan terjadi salah satunya karena tidak dirumuskannya masalah di tingkat lokal sehingga solusi di bawah tidak sesuai dengan kebutuhan lokal sehingga menjadi gap. Kalau itu berjalan bertahun-tahun maka menjadi akumulasi masalah," beber dia.
Akumulasi itu tercermin dalam angka ketimpangan ekonomi, angka ketimpangan lapangan pekerjaan, ketimpangan indeks pembangunan manusia.
Baca juga: Di Hadapan Mahasiswa Bengkulu, Anies Sebut IKN Belum Prioritasnya
Anies menawarkan solusi persoalan ini dirinya menggunakan pendekatan kolaborasi terutama melibatkan pihak yang paling relevan dalam urusan tersebut.
"Panggil semua duduk bersama rumuskan apa yang harus dikerjakan. Kami melihat semua perencanaan pembangunan harus dibuat perencanaan per wilayah karena yang mengetahui kondisi adalah wilayah, daerah, kami akan lakukan di 100 hari pertama," tegasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.