BENGKULU, KOMPAS.com - Capres nomor urut satu, Anies Baswedan di hadapan ribuan mahasiswa Bengkulu di kampus Universitas Prof Hazairin mengatakan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) belum menjadi prioritasnya bila terpilih sebagai presiden.
Hal ini diungkap Anies saat mendapatkan pertanyaan seorang mahasiswa Bengkulu, Arca Wijaya menyoal proyek IKN.
Menurut Arca, proyek IKN adalah bentuk perubahan yang positif bagi bangsa selaras dengan semangat pasangan Anies-Muhaimin.
Baca juga: Anies Baswedan Kenalkan Program Pasar Amin sebagai Solusi Harga Pangan Mahal
"Saat ini masih banyak daerah di Indonesia yang belum memiliki Puskesmas, sekolah, fasilitas layanan publik lainnya. Masih ada guru-guru yang belum diangkat artinya demi kualitas pendidikan kesejahteraan guru harus diutamakan, begitu juga ketersediaan bangku kuliah masih rendah. Sementara uang kita terbatas," kata Anies Baswedan di Bengkulu, Rabu (6/12/2023).
Anies kemudian bertanya, apakah dana yang ada lebih baik digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, mengangkat guru honorer, ataukah membangun istana yang hanya dinikmati aparat negara?
Baca juga: Datangi Pasar di Bengkulu, Anies Dengarkan Keluhan Pedagang Sembako
"Yang nanti akan tinggal di kota itu adalah aparatur negara bukan rakyat. Pertanyaannya kita uang berlebih atau kurang? Kalau berlebih baru kita taruh, kita ini hal primer belum selesai," ucap dia.
"Lihat stunting, kita belum anggarkan dana yang cukup untuk gizi ibu hamil, begitu juga untuk anak prasekolah padahal itu menentukan. Hari ini kita memiliki kebutuhan yang urgent," jelas Anies diiringi gemuruh tepuk tangan ribuan mahasiswa.
Ia melanjutkan dengan cerita seorang ibu rumah tangga yang memiliki rumah kredit, anak sekolah, kebutuhan ekonomi mendesak. Namun tiba-tiba ada yang menawari rumah baru.
"Ini analogi sang ibu yang melihat urusan mendasar belum diselesaikan, belum hendak beli rumah baru," cerita Anies.
"Jadi, kita mau yang simbolik atau substantif?" tambah dia.
Menurut Anies, IKN merupakan hal simbolik, sementara hal yang substantif harus lebih dahulu diselesaikan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.