YOGYAKART, KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa yang terdiri dari puluhan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng) menggelar aksi demonstrasi.
Aksi demonstrasi digelar di depan Monumen Serangan Umum 1 Maret Kota Yogyakarta pada Rabu (29/11/2023).
Saat menggelar aksinya, mahasiswa membawa jagung mentah sebagai simbol demokrasi di Indonesia yang hanya seumur jagung.
Perwakilan dari BEM UII Muhammad, Reyhan mengatakan, kondisi Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Termasuk kondisi demokrasi saat ini.
Baca juga: Aksi Bela Palestina di Bandung, Galang Dana dan Doa Lintas Agama
"Hari ini kita sampaikan bahwa negara Indonesia kita, demokrasi kita, pendidikan kita, penegakkan hukum kita masih banyak lagi sedang tidak baik-baik saja," ucap Reyhan.
Dia menyebut demokrasi di Indonesia berumur seumur jagung. Hal ini dibuktikan dengan ditangkapnya Fatia Maulidiyanti dan Haris Azhar. Lalu putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dinilai mahasiswa syarat kepentingan.
"Putusan MK jelas hanya menguntungkan satu pihak. Kalau bicara putusan MK itu menguntungkan pemuda, justru kita pertanyakan pemudanya mana. Karena kali ini di bawah usia 40 tahun yang bisa jadi cawapres ya siapa lagi selain anak kesayangan papa," jelasnya.
"Terbukti hari ini yang jadi Cawapres Mas Gibran," imbuh dia.
Ketua BEM UI, Melki Sadek Huang menambahkan putusan MK tidak menguntungkan bagi generasi muda.
"Kita bedah, putusan tersebut tidak mengubah apapun soal batasan umur. Kalau dulu 40 tahun ditambah frasa 40 tahun atau pernah jadi kepala daerah, justru itu tidak memiliki keberpihakan kepada siapapun," ucapnya.
Melki menilai syarat tambahan dalam batas usia cawapres justru menjadi tembok penghalang baru bagi generasi muda yang hendak mencalonkan diri sebagai wakil presiden.
"Itu menambahka barrier baru kalau harus menjadi kepala daerah dahulu. Ongkos politiknya tidak sedikit, harus melobi parta kiri kanan. Tidak menguntungkan sama sekali bagi generasi muda," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.