Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digigit Puluhan Nyamuk Wolbachia, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI: Tak Ada Masalah

Kompas.com - 29/11/2023, 16:36 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena, meyakini nyamuk wolbachia akan menekan angka demam berdarah di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Melki, sapaan akrabnya, mengaku beberapa waktu lalu sempat uji coba digigit nyamuk wolbachia.

"Saya pribadi telah sampai UGM Yogyakarta tempat di mana wolbachia itu diteliti sekalian tangan saya menguji puluhan gigitan nyamuk tersebut tetapi tidak ada masalah," kata Melki kepada sejumlah wartawan di Kupang, Rabu (29/11/2023).

Baca juga: Pj Gubernur Jabar Sebut Nyamuk Wolbachia Bawa Manfaat Tekan Kasus DBD

Melki bahkan sudah ke Bali dan melihat langsung ternak nyamuk wolbachia itu. Sehingga, bagi dia, hingga saat ini tidak ada masalah jika nyamuk itu disebar guna menekan angka demam berdarah.

Menurut Melki, aksi penolakan publik terhadap penyebaran nyamuk wolbachia karena masih kurangnya edukasi dan sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat.

Baca juga: Dinkes Kota Bandung: Program Nyamuk Wolbachia Tidak Gantikan Upaya Pencegahan DBD Lainnya

Komisi IX DPR RI, lanjut dia, akan melakukan pertemuan dengan Menteri Kesehatan RI Budi Gunandi Sadikin di Jakarta untuk membahas pro dan kontra penyebaran nyamuk wolbachia di seluruh Indonesia yang perlu segera direspons.

"Komisi IX DPR RI akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pemerintah dalam ini Menkes RI untuk mendapatkan penjelasan terkait penyebaran nyamuk wolbachia," ujar dia.

Sebagai anggota DPR RI dari NTT, dirinya berharap ada kejelasan tentang berbagai macam catatan mengapa wolbachia ini bisa menyebarkan mutasi genetik atau tidak.

Termasuk juga, semacam zat tambahan lain yang masuk di nyamuknya atau tidak dan berbagai pertanyaan lain yang akan diminta ke Menkes untuk dijelaskan ke DPR RI.

Melki menyebut, nyamuk wolbachia sudah teruji dan tidak berbahaya bagi manusia. Dia sendiri sudah uji coba gigitan nyamuk wolbachia. Namun, tidak menimbulkan efek apa pun.

Aksi penolakan di Kota Kupang, kata Melki, wajar dilakukan masyarakat, karena belum adanya sosialisasi aktif yang dilakukan pemerintah.

Aksi penolakan itu menjadi catatan kepada Kementerian Kesehatan RI untuk gencar melakukan sosialisasi.

"Tetapi sebenarnya tidak ada masalah. Karena, saat peluncuran di Kota Kupang tepatnya di Kecamatan Oebobo pada beberapa waktu lalu sudah coba dilakukan sosialisasi secara baik karena saya juga hadir bersama Menkes waktu itu," kata dia.

Melki mengaku sempat ditelepon mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari, dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartato, untuk memberi atensi soal nyamuk wolbachia.

"Mudah-mudahan hari ini, Menkes bisa menjelaskan secara clear sehingga bisa menjawab keraguan banyak pihak karena di pusat juga terdapat banyak penolakan," kata politisi Partai Golkar itu.

Melki berjanji akan memberikan keterangan resmi terkait manfaat nyamuk wolbachia bagi masyarakat, khususnya untuk pencegahan demam berdarah di Indonesia saat pertemuan bersama Penjabat Wali Kota Kupang.

Dia berharap, masyarakat harus selektif dalam menerima informasi. Tidak mudah terprovokasi dengan berita-berita yang belum dipastikan akurasi dan kebenarannya.

Ia meminta, masyarakat harus menghindari berita-berita hoaks terkait nyamuk wolbachia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Mengenal Festival Rimpu Mantika, Upaya Pelestarian Kekayaan Budaya Bima

Regional
Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Terekam CCTV, Begini Detik-detik Penembakan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto

Regional
Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Longsor Terjang Lebong Bengkulu, Jalur Lintas Putus, Satu Mobil Masuk Jurang

Regional
Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Dikira Ikan, Pemancing di Kalsel Malah Temukan Mayat yang Tersangkut Mata Kail

Regional
Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Geger Penemuan Mayat Pria di Bogor, Tergeletak di Trotoar Dekat Simpang Sentul

Regional
Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Kronologi Penembakan di Hotel Braga Purwokerto, Pelaku Diduga Tolak Bayar Parkir

Regional
Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Perkosa Siswi SMP, Pria 19 Tahun di Buru Selatan Ditangkap

Regional
Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Kepala Bayi Terpisah Saat Persalinan, Polresta Banjarmasin Bentuk Tim Penyelidikan

Regional
Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Tim SAR Gabungan Cari 1 Korban Tertimbun Longsor di Buntao Toraja Utara

Regional
Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Pj Gubernur Sumsel: Perempuan Pilar Utama dalam Membangun Keluarga dan Negara

Regional
Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com