Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Mahal, Harga Cabai di Lampung Nyaris Rp 100.000 Per Kg

Kompas.com - 08/11/2023, 16:20 WIB
Tri Purna Jaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi


BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com - Harga beberapa jenis cabai di Lampung makin mahal. Pedagang menyebut naiknya harga cabai disebabkan musim kemarau yang masih terjadi.

Sejumlah pedagang eceran yang ditemui di Pasar SMEP Bandar Lampung mengaku harga beberapa jenis cabai naik mencapai 20-30 persen.

Harga beberapa jenis cabai bahkan kini nyaris menyentuh harga Rp 100.000 per kilogram.

Munardiah (50) pedagang eceran di Pasar SMEP mengatakan, cabai yang harganya kini makin naik adalah jenis cabai merah dan hijau keriting.

Menurut dia, harga cabai jenis ini mencapai Rp 85.000- 90.000 per kilogram.

Baca juga: Curhatan Emak-emak Saat Harga Cabai di Semarang Tembus Rp 100.000 Per Kilogram

"Sebelumnya cuma Rp 75.000-an per kilogram," kata dia saat ditemui, Rabu (8/11/2023) sore.

Kemudian jenis cabai cablak (cabai setan) harga dengan kondisi buah yang bagus mencapai Rp 85.000 per kilogram.

Harga ini naik dibanding sebelumnya yang hanya Rp 60.000-68.000 per kilogram.

Munardiah mengaku, kenaikan di tingkat pedagang eceran ini terjadi karena saat membeli di pengepul harganya pun telah mahal.

"Kami paling hanya cari untung Rp 1.000-2.000, kadang barangnya ada, kadang juga nggak ada. Ya karena masih kemarau ini," kata dia.

Kenaikan harga cabai ini berpengaruh dengan daya beli masyarakat.

Menurut Munardiah, saat ini dia hanya bisa menjual paling banyak 5 kilogram per hari.

Baca juga: Harga Cabai di Semarang Semakin Ugal-ugalan, Tembus Rp 100.000 Per Kg

"Sebelum harga naik bisa jual 7-9 kilogram, sekarang paling cuma 5 kilogram juga udah lumayan," kata dia.

Pedagang lain, Dini (47) juga mengaku penjualan cabai per kilogram sudah semakin jarang. Akibat kenaikan harga, pembeli cenderung membeli cabai dalam takaran per ons.

"Yang beli banyak langsung kiloan emang jarang, tapi belinya sekarang sedikit-sedikit, per ons atau beli sesuai uang yang dia punya," kata dia.

Sementara itu, Edi (46) pedagang eceran door to door mengaku terpaksa mengurangi penjualan cabai untuk dijual berkeliling.

Biasanya dia membawa sampai lima kilogram, saat ini hanya membawa berdasarkan pesanan langganan saja.

"Paling saya baru beli ke pasar kalau pelanggan pesan, misalnya dia pesan 2 kilogram, baru saya ke pasar buat beli," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Bus Rombongan Perangkat Desa Kecelakaan di Tol Tangerang Merak, 8 Luka-luka

Regional
Siswa Kelas 9 Tewas saat Camping di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Siswa Kelas 9 Tewas saat Camping di Bumi Perkemahan Sekipan Karanganyar

Regional
Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Lokasi Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Sumbar Diperluas

Regional
Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Etik Suryani dan Agus Santoso Kembalikan Formulir Pendaftaran Calon Bupati Sukoharjo

Regional
Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Kisah Para Relawan yang Tinggalkan Pekerjaan untuk Bantu Korban Banjir di Sumbar, Sebut Panggilan Hati

Regional
Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Sempat Alami Keterlambatan di 5 Hari Pertama, Penerbangan Calon Jemaah Haji Embarkasi Solo Mulai Lancar

Regional
Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Angkutan Kota Salatiga Terbakar saat Parkir di Depan Ruko

Regional
Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Hari Jadi Ke-78 Sumsel, Pemprov Serahkan Berbagai Bantuan untuk Panti Asuhan hingga Ponpes 

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Selasa 21 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
DPC PDI-P Kota Yogyakarta Perpanjang Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota

DPC PDI-P Kota Yogyakarta Perpanjang Penjaringan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota

Regional
Napi Anak Pembunuh Polisi Ditangkap, Menyamar Jadi Penumpang Travel

Napi Anak Pembunuh Polisi Ditangkap, Menyamar Jadi Penumpang Travel

Regional
Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke

Mengamuk, ODGJ di Lampung Tengah Bunuh Nenek Penderita Stroke

Regional
19 Pekerja Ilegal yang Hendak Dikirim ke Kalimantan Diiming-imingi Gaji Rp 900.000

19 Pekerja Ilegal yang Hendak Dikirim ke Kalimantan Diiming-imingi Gaji Rp 900.000

Regional
Malapraktik, Bidan di Prabumulih Ditetapkan Tersangka

Malapraktik, Bidan di Prabumulih Ditetapkan Tersangka

Regional
Harkitnas dan Hari Jadi Ke-283 Wonogiri, Bupati Jekek: Penguasaan Teknologi Kunci Capai Indonesia Emas 2045

Harkitnas dan Hari Jadi Ke-283 Wonogiri, Bupati Jekek: Penguasaan Teknologi Kunci Capai Indonesia Emas 2045

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com