Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Jateng Terima 7.000 Ton Alokasi Beras Impor dari Kamboja

Kompas.com - 02/11/2023, 16:22 WIB
Titis Anis Fauziyah,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com-Perusahaan Umum (Perum) Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Jawa Tengah menerima 7.000 ton alokasi impor beras dari Kamboja yang diadakan pemerintah pusat.

Kepala Kanwil Bulog Jateng Akhmad Kholisun mengatakan, total impor dari Kamboja yakni 10.000 ton beras. Dari jumlah tersebut, 3.000 ton di antaranya dialokasikan untuk Sumatera Utara. Sementara sisanya untuk Jateng.

"Sebanyak 7.000 ton masuk Pelabuhan Tanjung Mas untuk Jawa Tengah, yang 3.500 sedang proses bongkar. Yang 3.500 sudah on the way (otw) dari Kamboja ke Semarang," tutur Kholisun di Gudang Bulog Jateng, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Pj Wali Kota Malang Sebut Harga Gula Tidak Terkendali, Cabai Semakin Pedas, Beras Tinggi

Beras asal Kamboja ini bagian dari sisa kuota beras impor untuk menambal cadangan beras nasional.

Lantaran beras ini disebut termasuk kategori cadangan beras pemerintah (CBP), maka dapat dimanfaatkan untuk bantuan pangan bagi penerima terdaftar atau program stabilitas pasokan harga pangan (SPHP) untuk dapat dijual langsung ke konsumen.

"Untuk Jateng 2023 kebutuhan penyaluran ada 235.000 ton yang terdiri dari penyaluran bantuan pangan," ujarnya.

Lantaran di Jateng mendapat bagian tujuh kali alokasi, maka setiap alokasi akan diberikan 22.277 ton per bulan selama tujuh bulan.

"Ditambah penyaluran SPHP, di mana kita menjual beras dengan kemasan 5 kg dengan harga bulog Rp 9.950 ke pedagang pengecer. Nanti mereka akan kita drop 2 ton per minggu. Kemudian mereka menjual ke konsumen, dibatasi maksimal 2 ton dengan harga maksimal HET yaitu Rp10.900 per kg," jelasnya.

Apabila permintaan masyarakat ke pedagang pengecer tinggi, maka pihaknya siap menambah jumlah alokasi SPHP lebih dari 2 ton.

"Tentunya nanti dengan komitmen untuk menjual dengan HET," tegasnya.

Sementara penyaluran beras bulog ini dilakukan ke seluruh Jateng melalui empat cabang, yakni cabang Semarang, Surakarta, Pati, Pekalongan. Sementara bantuan pangan tertinggi diberikan ke wilayah karesidenan Pekalongan.

"Sebetulnya beras (impor) premium, tapi kita salurkan masyakarakat dengan kategori medium, artinya berasnya sangat bagus," lanjutnya.

Lebih lanjut, walaupun alokasi beras impor sudah tiba, pihaknya menyebut kebutuhan untuk penyaluran 2023 di Jateng masih kurang.

Baca juga: Bapanas Jamin Ketersediaan Pangan Jelang Pemilu, Stok Beras Ada 1,4 Juta Ton

"Stok awal tahun kita agak kecil, kemudian serapan kita terhadap (menyerap beras petani) produksi dalam negeri untuk public servicer obligation (PSO)-nya kecil hanya 95.000 ton, komersial 35.000 ton. Jadi totalnya hanya 130.000 ton. Sementara kebutuhan kita 235.000 ton. Jadi memang masih kurang untuk kebutuhan penyaluran khususnya bulog," tandasnya.

Lebih lanjut, dia menyebut kenaikan harga beras tidak hanya disebabkan kurangnya suplai, tapi juga faktor lainnya, seperti kenaikan harga BBM.

Meski begitu ia mengklaim harga beras perlahan turun, dan tidak mengalami kenaikan lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hutan Adat Rusak, Warga Papua Minta Perusahaan Salatiga Bertanggung Jawab

Hutan Adat Rusak, Warga Papua Minta Perusahaan Salatiga Bertanggung Jawab

Regional
OB Tak Sengaja Injak Gas, Honda Brio Tabrak Pintu Kaca Showroom hingga Pecah

OB Tak Sengaja Injak Gas, Honda Brio Tabrak Pintu Kaca Showroom hingga Pecah

Regional
Kasus Wanita Terjatuh dari Lantai 3 Tempat Gim di Pontianak, Jarak 'Treadmill' dan Jendela Hanya 60 Cm

Kasus Wanita Terjatuh dari Lantai 3 Tempat Gim di Pontianak, Jarak "Treadmill" dan Jendela Hanya 60 Cm

Regional
Pemkot Sukabumi Gelar Pertemuan Bahas Kematian Bayi Setelah Imunisasi, Orangtua Diminta Ajukan Otopsi

Pemkot Sukabumi Gelar Pertemuan Bahas Kematian Bayi Setelah Imunisasi, Orangtua Diminta Ajukan Otopsi

Regional
Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Kebumen Terungkap, Pelaku Mengaku Sakit Hati

Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Kebumen Terungkap, Pelaku Mengaku Sakit Hati

Regional
Menjual di Bawah Harga Pasaran, Pengoplos Gas Bersubsidi Masih Bisa Raup Rp 3 Miliar

Menjual di Bawah Harga Pasaran, Pengoplos Gas Bersubsidi Masih Bisa Raup Rp 3 Miliar

Regional
Ibu di Palembang Tewas Ditabrak Lari Truk Pengangkut Tanah

Ibu di Palembang Tewas Ditabrak Lari Truk Pengangkut Tanah

Regional
Ditemukan Tewas dengan Leher Terlilit Kain, Bayi di Sragen Diduga Korban Pembunuhan

Ditemukan Tewas dengan Leher Terlilit Kain, Bayi di Sragen Diduga Korban Pembunuhan

Regional
Bunuh dan Buang Bayi di Tong Sampah, Mahasiswi Magelang Ini Melahirkan Sendirian di Kamarnya

Bunuh dan Buang Bayi di Tong Sampah, Mahasiswi Magelang Ini Melahirkan Sendirian di Kamarnya

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Remaja 13 Tahun Diduga Dicabuli 26 Pria di Baubau Sultra, Lapor Polisi Sejak Sebulan Lalu

Remaja 13 Tahun Diduga Dicabuli 26 Pria di Baubau Sultra, Lapor Polisi Sejak Sebulan Lalu

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Kamis 20 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Alasan Pelaku Pembunuh Ayah Kandung di Kebumen Kabur ke Hutan

Alasan Pelaku Pembunuh Ayah Kandung di Kebumen Kabur ke Hutan

Regional
Gara-gara Judi online, Ojol di Semarang Bunuh Diri, Sempat Kirim Pesan ke Istri yang Baru Melahirkan

Gara-gara Judi online, Ojol di Semarang Bunuh Diri, Sempat Kirim Pesan ke Istri yang Baru Melahirkan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com