Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lurah di Solo Diduga Intimidasi Anggota Forum Anak yang Tanya Anggaran Kegiatan, Korban Trauma

Kompas.com - 02/11/2023, 14:04 WIB
Labib Zamani,
Rachmawati

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Perlindungan Anak dan Keterbukaan Informasi Publik meminta Pemkot Solo memberikan sanksi pada salah satu oknum lurah yang diduga mengintimidasi anak.

Dugaan intimidasi terjadi sekitar dua bulan lalu ketika korban menanyakan terkait anggaran kegiatan latihan dasar kepemimpinan (LDK) forum anak di wilayah Joyosuran.

"Jadi kami mohon nanti ada sanksi yang jelas pada lurah yang melakukan intimidasi pada anak," kata Vera Kartika Giantari, salah satu tim kuasa pendamping anak Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Perlindungan Anak dan Keterbukaan Informasi Publik saat ditemui di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Anies Baswedan Bakal ke Acara Haul Habib Ali Solo Lanjut Temui Relawan di UMS

Ketua Kaukus Perempuan Solo ini menambahkan, rencana mempertemukan antara lurah dengan korban tidak harus dilakukan sekarang.

Pertemuan bisa dilakukan setelah lurah mendapat sanksi tegas dari Pemkot Solo.

Di samping itu, anak yang mendapatkan intimidasi kondisinya masih trauma. Pendampingan terus dilakukan untuk memulihkan kondisi anak.

"Dan sudah disepakati ada prosesnya dan baru nanti kalau ada rekonsiliasi dan sebagainya tidak dipaksakan sekarang. Justru setelah nanti ada sanksi tegas pada pelaku," jelas dia.

"Karena UPTD PPA sudah menyatakan kalau ada kekerasan dan trauma-trauma pada anak. Artinya sekarang anak-anak tidak mau ke kelurahan, apalagi ketemu dengan lurah ya mereka tidak berani dan belum siap," sambung dia.

Baca juga: Anies Baswedan Bakal ke Solo Akhir Pekan Ini, Bertemu Relawan hingga Hadiri Haul Habib Ali

Pihaknya berharap, peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran bersama. Kemudian anak yang kritis harus diberikan apresiasi, bukan sebaliknya yakni dilakukan pembungkaman.

"Ini untuk pembelajaran bersama. Anak-anak ini kan kritis. Kita berharap anak-anak yang kritis diapresiasi sehingga kekritisan ini bisa terus berkembang ke arah yang positif. Bukan kemudian anak kritis dibungkam," ungkap dia.

Pendamping anak dari Forum Anak, Dorkas menambahkan, kondisi anak masih trauma dan belum mau melaksanakan kegiatan di kelurahan. Apalagi harus bertemu secara langsung dengan lurah.

"Dan itu sebelumnya disampaikan juga kepada tim sikologi dari tim UPTD PPA hasilnya sama. Jelas intimidasi yang dilakukan sebelumnya pasti berdampak pada psikis. Jadi sekarang prosesnya sebelum kepada tahap rekonsiliasi kita sudah memberikan penguatan dan pemulihan secara psikologis karena sekarang anak mengalami trauma," kata dia.

Baca juga: Solo Masuk 55 Kota Kreatif Dunia UNESCO

Sementara itu Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Solo, Dwi Ariyatno mengatakan, akan melaporkan kepada Sekda terkait permintaan sanksi kepada lurah Joyosuran oleh Koalisi Masyarakat Sipil Untuk Perlindungan Anak dan Keterbukaan Informasi Publik.

"Sanksinya jelas nanti saya laporkan ke Pak Sekda dulu," kata Dwi.

Agar peristiwa yang terjadi di Kelurahan Joyosuran tidak kembali terulang, kata Dwi keterbukaan informasi publik sangat penting dilakukan.

Karena itu, dirinya meminta agar keterbukaan informasi publik di Kelurahan Joyosuran perlu ditingkatkan.

"Kegiatan forum anak itu kan di kelurahan. Berarti anak tidak tercukupi informasinya dari teman-teman perangkat kelurahan. Jadi keterbukaan publik, informasi publik itu menurut saya di diwilayah itu perlu ditingkatkan," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com