BREBES, KOMPAS.com - Raut wajah gembira ditunjukan Nazril Khairul Azzam (12) setelah bisa kembali melanjutkan sekolah ke jenjang menengah pertama di MTs Negeri Al Ikhlas Kluwut, Bulakamba Brebes, Jawa Tengah, Senin (30/10/2023).
Sebelumnya, Azzam, panggilan anak pasangan Supriyanto (37) dan Megawati (36) warga RT 3, RW 14 Desa Kluwut, Kecamatan Bulakamba, terpaksa hanya sampai lulus Sekolah Dasar (SD) setelah orangtua tak memiliki biaya sekolah.
Baca juga: Viral Siswa SMP di Sragen Jadi Korban Bullying, Pelaku Ternyata Sudah Putus Sekolah
Azzam dijemput Kepala Dinas Pendidikan Pemuda Olahraga (Dindikpora) Brebes Caridah dan Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan Riyanto di kediamannya.
Dia membawa seragam baru hingga sepatu dan alat tulis.
"Alhamdulillah, senang bisa sekolah. Cita-cita ingin jadi polisi," kata Azzam kepada Kompas.com, di rumahnya, Senin (30/10/2023).
Pantauan Kompas.com, Azzam dan ibunya menaiki mobil kepala dinas dan diantar langsung ke sekolah. Setelah bertemu Kepala MTs M. Agus Imron, Azzam langsung diantar ke ruangan kelas 7. Oleh wali kelas Azzam dikenalkan ke teman-teman barunya.
Ibu dari Azzam, Megawati mengatakan, Azzam seharusnya mengikuti tahun ajaran baru 2023/2024 sejak Juli lalu. Namun karena persoalan ekonomi terpaksa membuat Azzam tidak mendaftar sekolah waktu itu.
Ayah Azzam yang bekerja sebagai buruh serabutan hanya cukup untuk kebutuhan hidup.
"Tidak sekolah karena tidak punya biaya sama sekali. Meski ada sekolah biaya murah tapi kan butuh uang buat beli seragam dan lain-lainnya, saya tidak ada uang," kata Megawati.
Baca juga: Diduga Jadi Korban Pencabulan 7 Orang Dewasa sejak Kelas 2 SD, Bocah di Cilacap Putus Sekolah
Kepala Dindikpora Brebes Caridah mengatakan, dibutuhkan peran serta masyarakat dalam menggaungkan Gerakan Kembali Sekolah (GKS) salah satunya menginformasikan anak tidak bersekolah.
Apalagi, kata Caridah, angka anak tidak bersekolah (ATS) di Kabupaten Brebes masih cukup tinggi. Data pokok pendidikan (Dapodik) mencatat setidaknya ada 11.500 anak tidak sekolah di Brebes.
"Maka kami intervensi dari masing-masing tingkat persoalan di lapangan, contoh Azzam lulus SD tidak melanjutkan SMP, maka kami berusaha agar tidak putus sekolah. Dan memasukan ke sekolah ini," kata Caridah.
Caridah mengatakan, berbagai upaya terus dilakukan dalam menekan angka anak tidak sekolah melalui GKS dalam rangka menaikan indikator Rata-rata Lama Sekolah (RTLS).
"Kemudian program terbaru yaitu adanya kelas hybrid di 3 SMP wilayah tengah, selatan, dan pantura yang kemarin sudah di-launching. Kemudiam di tingkat SMA juga ada kelas virtual," kata Caridah.
Upaya lain untuk meningkatkan RLS, lanjut Caridah, adalah program Dewasa Tidak Sekolah (DTS) untuk warga usia 22 - 55 tahun agar bisa kembali bersekolah lewat Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).
Kemudian program lain, warga Brebes harus updating Kartu Keluarga, untuk mengubah tingkat pendidikan dan angka meninggal dunia yang harus diupdate.
"Updating KK misalnya anak sudah lulus S1 tapi masih tercantum SMP atau SMA dan itu sangat mempengaruhi kondisi rata lama sekolah di brebes. Sehingga berdampak pada IPM kita rendah dan dari indikator pendidikan yaitu RTLS," kata Caridah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.