LEMBATA, KOMPAS.com - Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), kembali mengalami erupsi pada Kamis (26/10/2023) pukul 08.54 Wita.
Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Ile Lewotolok melaporkan, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 33.3 mm dan durasi lebih kurang 48 detik.
Tinggi kolom abu teramati lebih kurang 600 meter di atas puncak (lebih kurang 2.023 meter di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat laut.
"Letusan ini disertai dentuman lemah," ujar Kepala Pos PGA Ile Lewotolok, Stanislaus Ara Kian dalam keterangannya, Kamis.
Baca juga: Gunung Ile Lewotolok Alami Erupsi, Aktivitas Warga Masih Normal
Stanislaus meminta warga lereng Ile Lewotolok tetap waspada dengan tidak memasuki dan melakukan aktivitas dalam radius dua kilometer dari pusat aktivitas Ile Lewotolok.
Warga tiga desa, yakni Lamawolo, Lamatokan, dan Jontona diminta agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari bagian timur puncak.
Baca juga: Aktivitas Vulkanik Gunung Ile Lewotolok Mulai Menurun
Untuk menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik, warga sekitar dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
Hingga kini, aktivitas warga lereng Ile Lewotolok masih berjalan normal, namun tetap waspada.
Warga Desa Jontona Asan Keluli (54) mengungkapkan, warga sekitar menganggap bahwa erupsi bukan hal baru sehingga tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas sehari-hari.
"Ada peningkatan erupsi, tetapi warga di sini biasa saja. Aktivitas berjalan normal, namun dalam kewaspadaan," ujar Asan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.