SERANG, KOMPAS.com - Penjabat Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten, Virgojanti menyebut, ada 11.642 anak di daerahnya mengalami stunting.
Angka itu menurun dibanding Februari 2023 sebanyak 29.794 anak.
"Data anak stunting per Februari 2023, dari angka 29.794, jumlah anak yang sudah pulih sebanyak 18.152. Sehingga jumlah anak stunting yang masih dalam penanganan sebanyak 11.642 anak," kata Virgo kepada wartawan di Kota Serang, Selasa (10/10/2023).
Baca juga: Cegah Stunting, Bupati HST Serahkan Bantuan Makanan Tambahan melalui BKB
Virgo menyebut, kasus stunting itu tersebar di 8 kabupaten kota. Di Kabupaten Lebak 1.550 anak, Kabupaten Pandeglang 1.944 anak, Kabupaten Serang 2.896 anak.
Kemudian di Kabupaten Tangerang 1.954 anak, Kota Cilegon 671 anak, Kota Serang 46 anak, Kota Tangerang 1.778 anak, dan Kota Tangsel 268 anak.
“Data itu dari aplikasi e-dasawisma yang telah diluncurkan oleh TP PKK Provinsi Banten," ujar Virgo.
Baca juga: Angka Stunting di Flores Timur Turun 2,42 Persen dalam 6 Bulan Terakhir
Virgo mengungkapkan, jumlah keluarga berisiko stunting sebanyak 532.580 tersebar di 8 daerah.
Di Kabupaten Lebak 78.084 keluarga, Pandeglang 82.795 keluarga, Serang 87.566 keluarga, Tangerang 138.002 keluarga.
Selanjutnya, Kota Cilegon 17.299 keluarga, Kota Serang 26.220 keluarga, Kota Tangerang 63.453 keluarga, dan Tangsel 39.161 keluarga
“Keluarga berisiko stunting di Provinsi Banten sebanyak 532.580 keluarga berdasarkan hasil pemutakhiran pendataan keluarga tahun 2022,” ungkapnya.
Namun, untuk angka prevalensi stunting di daerahnya mengalami penurunan 4,5 persen dari 24,5 persen menjadi 20 persen pada 2022.
"Sekarang mengejar capaian target nasional yang sudah ditetapkan menjadi 14 persen pada tahun 2024," kata Virgo.
Untuk penanganannya, Pemprov Banten telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 739 miliar yang disebar ke 20 Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
Selain itu, dukungan anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten/Kota, APBN, CSR, DAK fisik, dan DAK non fisik serta dana lainnya juga disalurkan.
"Semua dilakukan bersama-sama bukan hanya dari satu sisi kesehatannya saja," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.