Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Kapal di Bangka Terjebak Pendangkalan, Nelayan Minta Muara Dikeruk

Kompas.com - 09/10/2023, 14:16 WIB
Heru Dahnur ,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

BANGKA, KOMPAS.com - Ratusan kapal nelayan terjebak pendangkalan di alur Muara Air Kantung, Sungailiat, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung. Alur muara di sana dipenuhi sedimentasi pasir yang menggunung hingga belasan meter.

"Kami berharap alur muara ini segera dikeruk agar nelayan bisa keluar masuk dengan mudah. Saat ini terjadi penyempitan dan pendangkalan," kata nelayan bernama Andi Mulia di Muara Air Kantung, Senin (9/10/2023).

Andi menuturkan, pendangkalan semakin parah dengan kedalaman air hanya sekitar satu meter. Sementara lebar alur muara hanya tersisa lima meter.

Baca juga: Kapal Memuat 18 WNA Tujuan Labuan Bajo Bertabrakan di Perairan Sangiang Bima

Dengan kondisi tersebut, kapal nelayan sering mengalami kerusakan bahkan terpaksa harus dikandaskan sembari menunggu pasang air laut.

"Kalau dibiarkan ini berlarut-larut, perekonomian nelayan tidak akan bergerak. Hanya utang yang akan tumbuh. Hasil tangkapan belum tentu dapat, kapal justru berisiko rusak," ujar Andi.

Muara Air Kantung merupakan pelabuhan utama di Sungailiat Bangka. Muara ini menjadi tempat bersandar ratusan kapal nelayan dan juga kapal-kapal pengangkut sembako serta kapal patroli pemerintah.

Nelayan lainnya bernama Imron juga berharap alur muara Air Kantung segera dikeruk. Imron yang sudah tinggal selama puluhan tahun di daerah Air Kantung merasa prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini.

"Saya ini hidup dari hasil nelayan pak. Kadang tujuh hari di laut, ketika pulang tak bisa masuk muara. Ikan bisa busuk dan butuh biaya lagi untuk memindahkan ke perahu kecil," ucap Imron.

Dia berharap, pemerintah mendengarkan aspirasi para nelayan. Keluhan soal pendangkalan telah disampaikan secara tertulis, maupun aksi unjuk rasa berulangkali.

"Kami tidak peduli dengan siapa pun yang melakukan pengerukan, yang penting alur muara ini bisa dilewati setiap saat, karena ini adalah tempat kami mencari rezeki," sebut Imron.

Kepala Lingkungan (Kaling) Air Kantung Edo Meirdiano mengatakan, persoalan pendangkalan telah disampaikan berulangkali pada pemerintah daerah.

Sedimentasi pasir yang menggunung di muara Air Kantung, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (9/10/2023).KOMPAS.com/HERU DAHNUR Sedimentasi pasir yang menggunung di muara Air Kantung, Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, Senin (9/10/2023).

Hasilnya, pemerintah provinsi telah menerbitkan surat perintah kerja (SPK) pada salah satu perusahaan swasta untuk melakukan pengerukan. Namun hingga saat ini SPK itu belum terlaksana.

"Bagi perusahaan yang telah memiliki SPK untuk segera melaksanakan pekerjaannya. Pemerintah tentu sudah mengkaji bahwa penerima SPK adalah perusahaan yang bonafit dengan segala macam peralatan yang dibutuhkan. Jadi tunggu apalagi," ujar Edo.

Edo berharap, pengerukan alur Muara Air Kantung segera dilakukan agar aktivitas nelayan dan pengiriman barang berjalan lancar.

Saat ini kapal di atas 5 grosstone tak bisa lagi melewati muara akibat pendangkalan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Polisi Gagalkan Peredaran 145 Bungkus Jamur Tahi Sapi di Gili Trawangan

Regional
Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Bantah Pemerasan, Kejati NTB Sebut Pegawai Kejagung Ditangkap karena Bolos

Regional
Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Jaga Kekondusifan Setelah Pemilu, Perayaan HUT Ke-283 Wonogiri Dilakukan Sederhana

Regional
Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Pengakuan Ibu Racuni Anak Tiri di Riau: Saya Kesal sama Bapaknya

Regional
Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Selesaikan Persoalan Keterlambatan Gaji PPPK Guru di Kota Semarang, Mbak Ita: Sudah Siap Anggarannya, Gaji Cair Sabtu Ini

Regional
Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Beri Sinyal Maju Pilkada Semarang, Mbak Ita: Tinggal Tunggu Restu Keluarga

Regional
Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Terjepit di Mesin Conveyor, Buruh Perusahaan Kelapa Sawit di Nunukan Tewas

Regional
Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Hejo Forest di Bandung: Daya Tarik, Biaya, dan Rute

Regional
Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Kronologi Pria di Majalengka Bakar Rumah dan Mobil Mantan Istri Lantaran Ditolak Rujuk

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com