KOMPAS.com - Baku tembak antara aparat keamanan gabungan dan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terjadi di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan, Sabtu (30/9/2023).
Dalam kontak senjata tersebut, lima anggota KKB tewas. Selain itu, personel keamanan juga menyita tiga senjata api KKB.
Kepala Satgas Humas Damai Cartenz 2023 AKBP Bayu Suseno mengatakan, dua dari tiga senjata api tersebut didapat KKB dari Satgas Pamtas 725/Varoagi yang mengalami kecelakaan helikopter pada 28 Juni 2019.
"Dua senpi merupakan senjata api organik personel Satgas Pamtas 725/Varoagi yang hilang pada tanggal 28 Juni 2019 (Saat Heli M1-17V5 HA-5138 TNI AD hilang kontak di Distrik Oksop), yaitu senpi panjang SS2 V3_K1 (Nomor Seri 93.004236) dan pistol Browning FN (Nomor Seri OT6117)," ujarnya, Senin (2/10/2023).
Baca juga: Aparat Gabungan Amankan 3 Senjata Api dari Markas KKB di Pegunungan Bintang
Adapun satu senjata lainnya yang disita, yaitu senjata api laras panjang warna hitam bertuliskan NOVESKE dengan teropong berwarna hitam. Bayu menuturkan, aparat keamanan masih memerlukan waktu untuk mengindentifikasinya.
"Namun diduga kuat senjata api tersebut berasal dari negara Papua Nugini yang dibeli pasukan KKB Pegubin pada awal 2022," ucapnya.
Untuk diketahui, pada 28 Juni 2019, terjadi kecelakaan helikopter M17 yang membawa 12 orang, lima di antaranya adalah personel Satgas Pamtas 725/Varoagi.
Helikopter itu mengalami kecelakaan dalam penerbangan Oksibil-Jayapura.
Ketika peristiwa itu, total ada 11 senjata api yang dibawa para korban, yaitu tujuh pucuk SS1, tiga pucuk pistol, dan satu pelontar granat (GLM).
Senjata-senjata tersebut sudah tidak ada di lokasi kejadian saat petugas melakukan evakuasi.
Baca juga: Komandan Batalion dan Wakil Intelijen KKB Tewas dalam Baku Tembak di Pegunungan Bintang