BANJARBARU, KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) masih terjadi di sejumlah wilayah. Petugas gabungan di lapangan terus berjibaku memadamkan api.
Untuk mempermudah pemadaman api, Pemprov Kalsel mengupayakan sejumlah cara. Salah satunya dengan modifikasi cuaca untuk membuat hujan buatan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Bambang Dedi Mulyadi mengatakan, modifikasi cuaca sejak Juli 2023 sudah disetujui oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Baca juga: Bakal Ada Hujan Buatan di Sumsel untuk Cegah Asap Karhutla Sampai ke Singapura
Namun sayangnya, berdasarkan data dari Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) kondisi awan di langit Kalsel tidak memungkinkan untuk modifikasi cuaca.
"Hasil koordinasi dengan BMKG menyarankan teknologi modifikasi cuaca (TMC) kurang efektif karena tingkat potensial awan masih rendah, jadi walaupun dilakukan TMC tidak berhasil," ungkap Bambang dalam keterangannya yang diterima, Selasa (12/9/2023).
Agar pemadaman karhutla tetap optimal, untuk sementara masih tetap mengandalkan operasional heli water bombing. Terutama untuk memadamkan titik api yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
"Penanggulangan secara sigap dan peningkatan patroli rutin ke lahan potensi karhutla sebagai langkah deteksi dini,” bebernya.
Selain itu lanjut Bambang, pencegahan karhutla dengan memberikan sosialisasi kepada masyarakat juga terus dilakukan.
"Kita memperkuat upaya pencegahan, melalui informasi dan edukasi dalam sosialisasi terhadap masyarakat," pungkasnya.
Saat ini, Pemprov Kalsel mengoperasikan 4 unit heli water boombing untuk penanganan karhutla. Selain heli water boombing, Pemprov Kalsel juga mendapat bantuan 2 heli patroli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.