PALEMBANG, KOMPAS.com- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan terus mengupayakan modifikasi cuaca dengan membuat hujan buatan agar kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan dapat segera dipadamkan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menuturkan, hujan buatan adalah salah satu cara untuk memadamkan lokasi titik api yang sulit dijangkau.
Selain itu, kondisi kemarau yang saat ini terjadi akibat El Nino membuat beberapa kanal telah keadaan kering sehingga sulit mendapatkan air.
“Kita harap hujan buatan ini dalam waktu dekat dapat membawa hujan di tempat yang luas (karhutla) di OKI (Sumsel),” kata Suharyanto di Palembang, Selasa (12/9/2023).
Baca juga: Dampak Asap Karhutla, 189.111 Warga Kalsel Terserang ISPA
Ia menjelaskan, selain di Sumsel, wilayah yang terdampak kebakaran hutan juga berlangsung di lima provinsi lain. Yakni, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Riau dan Jambi.
Keenam Provinsi tersebut saat ini dalam upaya proses pemadaman untuk mencegah asap dari Karhutla terbang hingga ke Singapura.
“Adanya warning Singapura jangan sampai menyebabkan negara ini menjadi negara yang tidak baik. Jangan sampai hal kecil seperti Karhutla menyebar ke negara tetangga membuat harga diri bangsa jatuh,” ujar Suharyanto.
Suharyanto menerangkan, beberapa lahan yang terbakar di Sumsel saat ini telah berhasil dipadamkan.
Ia meminta kepada masyarakat maupun perusahaan agar tidak melakukan pembakaran hutan terlebih lagi di kawasan gambut.
"Ada beberapa titik yang tempatnya berada jauh dari pemukiman, ini biasanya yang sulit dipadamkan,” ungkapnya.
Baca juga: 4 Kabupaten di Gorontalo Berstatus Siaga Darurat Kekeringan dan Kebakaran Hutan
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengklaim sampai saat ini Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) masih relatif stabil.
Kendati demikian, status Sumsel saat ini masih siaga darurat.
“Sampai saat ini kita belum menaikan status. Karena standar ISPU kita belum bergeser ke tingkat membahayakan. Kita lihat perkembangan dalam beberapa hari ke depan," ungkap Herman.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.