LABUAN BAJO KOMPAS.com - Sudah 78 tahun lamanya Indonesia merdeka, namun masih banyak warga di pelosok yang belum menikmati buah dari kemerdekaan itu.
Seperti yang dialami warga Desa Nggilat, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Mereka belum menikmati listrik negara seperti wilayah lainnya.
Desa Nggilat ini berjarak kurang lebih 100 kilometer dari Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.
Baca juga: Pengguna Sepeda Listrik di Jalan Raya Kabupaten Bandung Bakal Ditilang dan Disita
Untuk penerangan malam, warga menggunakan lampu pelita. Sebagiannya memakai listrik tenaga surya.
"Di sini tidak ada listrik, kami di sini hanya andalkan lampu pelita kalau malam hari. Ada juga yang menggunakan genset. Ini sudah puluhan tahun negara merdeka, kami di sini belum menikmatinya," ungkap Kepala Desa Nggilat Elias Firgus Jani, saat ditemui, Kamis (7/9/2023).
Masyarakat, lanjut dia, berulang kali mengajukan pemasangan listrik ke pemerintah agar di desa mereka bisa teraliri listrik. Namun, sampai saat ini usulan tersebut belum direspons pemerintah.
Ia mengaku seringkali mengalami kewalahan untuk mengisi listrik barang-barang elektronik seperti ponsel dan laptop saat bekerja. Padahal pekerjaan sekarang serba teknologi yang membutuh listrik.
"Ya, kita hanya bersabar dan terus bersabar. Semoga pemerintah bisa memperluas jaringan listrik ke desa ini," harapnya.
Tak hanya listrik, lanjut dia, akses jalan dari dan menuju desa itu menjadi kerinduan warga yang belum direspons pemerintah. Sebab, akibat akses jalan buruk, warga terpaksa berangkat ke puskesmas dan kota Labuan Bajo harus menempuh jalur laut.
"Paling rawan kan di sini kalau sakit, harus diantar ke Puskesmas Bari lewat jalur laut. Jalan darat tidak bisa karena aksesnya sangat buruk. Jalur laut kalau bulan Januari dan Februari itu tidak bisa karena cuaca buruk," ungkap dia.
Ia menyebut, masyarakat sudah seringkali menyampaikan keluhan terkait jalan tersebut kepada pemerintah. Namun, hingga kini belum kunjung diperhatikan.
"Kami di sini masih sangat terisolasi. Bisa dikatakan belum merdeka dari infrastruktur jalan dan listrik," ujarnya.
Desa Nggilat disebut sebagai lumbung kedelai di Manggarai Barat. Setiap tahun hasil kedelai mereka naik terus.
"Tahun ini hasil kedelai dari petani Nggilat mencapai 30 ton," ungkap Elias.
Potensi besar itu, kata dia, mengalami kendala akses ke kota Labuan Bajo. Masyarakat sangat sulit mengakses pasar untuk menjual hasil produksi karena akses jalan buruk.
Baca juga: Petani Aceh Timur Ditemukan Tewas Tersengat Listrik
Saat ini, masyarakat mengirim kedelai ke Labuan Bajo lewat jalur laut. Biayanya pun cukup mahal.
"Jadinya masyarakat rugi di biaya muat. Padahal kalau jalan bagus kan dekat saja ke Labuan Bajo. Masyarakat bisa antar sendiri hasil tani ke kota," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.