SEMARANG, KOMPAS.com - Toko kecil nan sederhana di Kawasan Pecinan, tepatnya di Jalan K.H. Wahid Hasyim, Kranggan, Kota Semarang, tampak hening dan damai.
Di bagian depan toko, pernak-pernik bernuansa Tionghoa, seperti lampion dan tulisan China terpampang menyambut pengunjung yang datang di Mukti Caffe.
Saat masuk ke dalam, puluhan toples tembakau, figura foto dan koran juga tertata rapi menghiasi bangunan tua di sebelah gapura Pecinan itu.
Baca juga: Berwisata di Kampung Literasi Klender, Hidden Gem di Tengah Permukiman Padat...
Jika pada umumnya cafe menyediakan pilihan minuman dan makanan, Mukti Cafe menyajikan hal yang berbeda.
Pengelola Mukti Cafe, Radika mengatakan, dulunya, gedung Mukti Cafe ialah bekas gudang tembakau yang berdiri sejak 1895 kepunyaan keluarga Kusuma Atmaja Agung.
Seiring berjalannya waktu, gedung tersebut telah dimanfaatkan untuk mengembangkan sejumlah bidang. Hingga, pada 2013 diubah menjadi kafe dengan konsep tobbaco-caffe.
"Sampai sekarang masih suplai tembakau dari berbagai daerah. Pejalanan dalam bikin coffee shop, misal hanya menyajikan tembakau, ya yang datang hanya orang-orang yang merokok. Maka, adanya coffee shop, orang juga bisa sambil menikmati kopi," tutur Radika, Minggu (27/8/2023).
Dirinya menyebut, Mukti Cafe memiliki dua lantai. Lantai pertama berfungsi untuk menyajikan beragam tembakau yang kerap disebut Mukti Tobbaco Store. Sedangkan lantai dua, merupakan tempat nongkrong layaknya kafe anak muda.
Bukan tanpa alasan Radika menerapkan konsep tersebut. Pria asal Semarang itu mengaku, juga memiliki tujuan untuk mengenalkan tembakau kepada masyarakat yang berkunjung ke Mukti Cafe.
Baca juga: Panduan Lengkap ke OMAH Library, Hidden Gem di Tangerang
"Tembakau itu banyak jenisnya, cara menikmati tembakau di indonesia juga banyak. Di sini itu tempat untuk tamu mengenal tembakau. Bahwa tembakau itu tidak hanya rokok," ucap dia.
Selain rokok, imbuh Radika, tembakau juga bisa diolah menjadi beberapa produk, seperti tembakau cerutu, linting, pipa, klobot, ataupun kretek.
Di samping itu, Mukti Cafe juga menyajikan beragam jenis tembakau dari berbagai daerah.
Di antaranya, Temanggung, Boyolali, Karangawen, Klatem, Sumedang, Madura, Bojonegoro, Salatiga, Lombok, Sulawesi, dan masih banyak lagi.
"Hampir di seluruh Indonesia kami ada semua. Jenisnya juga banyak, tidak hanya satu," ujar Radika.
Lebih jelas Radika mengatakan, Mukti Cafe memiliki tiga jenis tembakau. Yaitu tembakau single, classic blend, dan flavour blend.
Baca juga: Awal Mula OMAH Library, Perpustakaan Hidden Gem dari Tempat Belajar Arsitektur