BANGKA, KOMPAS.com - Seorang pekerja dilaporkan hilang tenggelam di kawasan tambang timah laut di Sukadamai, Toboali, Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung.
Korban laki-laki bernama Sahril (24) terseret ombak saat mengejar speedboat yang lepas dari tambatan.
"Korban mendatangi ponton TI Tower milik temannya dengan menggunakan speedboat, kemudian tali ikatannya lepas, langsung dikejar," kata Kepala Kantor SAR Pangkalpinang, I Made Oka Astawa, pada awak media, Senin (21/8/2023).
Baca juga: Tambang Emas Ilegal yang Ditutup di Kawasan Perhutani Sukabumi Beroperasi Lagi
Peristiwa terjadi saat malam hari, tepatnya Minggu (20/8/2023) sekitar pukul 20.00 WIB.
Para pekerja sempat melakukan pencarian pada malam dan pagi harinya, namun korban tak kunjung ditemukan.
Akhirnya siang harinya para penambang timah inkonvensional (TI) itu membuka informasi pada tim SAR.
Baca juga: Daerah Tambang di Bangka Kesulitan Air Bersih, Ambil di Kolong Tantangannya Buaya
Oka menuturkan, korban nekat mencebur ke laut karena jarak ponton dengan speedboat yang hanyut hanya sekitar 20 meter. Namun ketika itu kondisi ombaknya cukup besar.
"Adik korban yang bekerja di ponton TI berusaha mencegah korban untuk tidak berenang mengejar speedboat dikarenakan kondisi gelombang besar dan arus yang cukup kuat, namun korban tetap berenang," ujar Oka.
Setelah 30 menit menunggu dan korban tak kunjung balik dan hilang, warga berusaha mencari namun hingga pagi hari tidak ditemukan.
Siang tadi pukul 11.15 WIB, Mustopa selaku keluarga korban melaporkan kejadian tersebut ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Pangkalpinang (Basarnas).
Upaya pencarian menggunakan metode penyisiran di atas permukaan air menggunakan rubberboat Basarnas, dan scaning menggunakan perangkat Aqua eye.
Kecelakaan tambang laut di Sukadamai, Toboali, yang kedua kalinya terjadi dalam dua pekan terakhir. Sebelumnya seorang pekerja tewas tertimbun longsoran sedimentasi saat menyelam dekat ponton.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.