Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patok Batas 2 Negara di NTT Diduga Digeser Dinas PU Timor Leste

Kompas.com - 19/08/2023, 20:52 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Patok batas Indonesia dan Timor Leste di wilayah perbatasan kedua negara diduga digeser sepihak oleh Dinas Pekerjaan Umum Timor Leste.

Patok batas itu berada di antara Distrik Oekusi, Timor Leste, dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Informasi itu disampaikan Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Miomafo Timur Inspektur Dua (Ipda) Aris Salama kepada Kompas.com, Sabtu (19/8/2023).

"Kita menerima laporan dari Kepala Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, TTU, bahwa diduga adanya penggeseran patok perbatasan secara sepihak oleh Dinas PU Oekusi (Timor Leste), memasuki wilayah Indonesia dalam proyek pengerjaan bronjong di tepi Sungai Noel Ekat," ungkap Aris.

Baca juga: Cerita dari Perbatasan Indonesia-Timor Leste: Begini Rasanya Berdiri di Dua Negara dalam Satu Waktu...

Setelah itu, lanjut Aris, pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait guna melakukan pengecekan.

Bersama tokoh adat Desa Napan dan Pemerintah Desa Napan, pihaknya lalu mendatangi lokasi untuk mengecek.

Baca juga: Revitalisasi Jembatan Perbatasan Indonesia-Timor Leste di Motaain Menunggu Persetujuan Timor Leste

Pihaknya lalu berkoordinasi dengan pihak kontraktor pelaksana proyek pengerjaan bronjong itu.

"Kita mengimbau agar pada pelaksanaan pengerjaan untuk lebih memerhatikan batas patok negara," kata Aris.

Rencananya, kata Aris, akan dilaksanakan pertemuan ulang dengan pihak-pihak terkait dari Indonesia dan Timor Leste agar dilakukan pengukuran ulang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Regional
DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

Regional
Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Regional
Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Regional
Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Regional
Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Jokowi: Harus Relokasi, Tak Mungkin Pembangunan di Jalur Bahaya Marapi

Regional
Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Sopir Mobil yang Terbakar di Banyumas Masih Misterius, Sempat Terekam Berjalan Santai Menjauhi TKP

Regional
Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Pemkab Kediri Alokasikan Dana Hibah Rp 5 Miliar, Mas Dhito: Komitmen Tuntaskan PTSL

Regional
Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Kunjungi Korban Banjir Lahar Dingin di Sumbar, Jokowi Bagikan Sembako

Regional
Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Masuk Musim Kemarau, 80 KK di Semarang Kekurangan Air Bersih

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com