KEKURANGAN tenaga kesehatan. Itu adalah situasi yang dihadapi masyarakat perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik, Nunukan, Kalimantan Utara.
"Sekarang ini sudah ada RS Pratama di Sungai Tewan. Cuma, saya kira itu masih terbatas," kata Kepala Desa Sei Pancang, Sebatik, Kaharuddin, Kamis (17/8/2023).
Padahal, di sini ada Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Sei Nyamuk. Desa Sei Pancang merupakan lokasi PLBN Sei Nyamuk di Pulau Sebatik. Walaupun, PLBN Sei Nyamuk hingga tulisan ini tayang belum juga diresmikan.
Baca juga: PLBN Sei Nyamuk, Calon Wajah Baru Perbatasan Indonesia-Malaysia
Menurut Kaharuddin, tenaga medis dan dokter spesialis masih sangat kurang di Sebatik.
"Di RS Pratama pun belum ada spesialis yang standby di situ," ujar dia.
Meski ada rumah sakit, lanjut Kaharuddin, dokter spesialis hanya berkunjung sesekali.
"Karena dokter spesialis di sini adanya dari Nunukan. Mereka datangnya berkala, enggak ada yang tetap. Berkala, ada yang sebulan sekali ada yang dua bulan sekali," tutur Kaharuddin.
Karenanya, warga yang sakit cukup parah harus dirujuk ke RS Nunukan.
"Kalau sudah masuk ke penyakit yang sedikit berat langsung dirujuk ke Nunukan. Tak usah jauh-jauh, DBD saja sudah dirujuk ke Nunukan," ujar dia.
Masalahnya, butuh waktu, perjalanan selama sekitar 2,5 jam untuk ke sana, termasuk lewat laut.
"Perjalanan dari sini, setengah jam itu baru sampai ke pangkalan pelabuhan (Pelabuhan Sebatik)," kata Kaharuddin memberikan gambaran.
Baca juga: Menapaki Sebatik, Tapal Batas NKRI di Leher Borneo
Setiba di Nunukan, dari pelabuhan ke RS pun masih jauh.
"Jadi (pasien) yang tadi sekarat, dia bisa meninggal sebelum sampai," ungkap Kaharuddin.
Peresmian PLBN Sei Nyamuk sebagai wajah baru perbatasan Indonesia-Malaysia diharapkan turut membenahi situasi ini.
"Kami berharap lingkungan sekitar PLBN khususnya desa Sei Pancang juga turut ditingkatkan," harap Kaharuddin.
Tak hanya tenaga medis, fasilitas kesehatan lain pun menurut dia butuh peningkatan.
"Mobil ambulans pun perlu penambahan, paling tidak satu lagi saja, gitu," sebut dia.
Baca juga: Rumah Dua Negara, Ikon Unik Pulau Sebatik
Saya, Wasti Samaria Simangunsong, jurnalis Kompas.com, meliput perbatasan Indonesia-Malaysia di Pulau Sebatik, sebagai bagian dari liputan khusus Merah Putih di Perbatasan, kolaborasi Kompas.com dan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).
Bersama saya, lima jurnalis Kompas.com menyambangi lima kawasan PLBN yang berbeda di Indonesia untuk peliputan ini. Ikuti catatan dan kisah yang kami potret di lapangan, dalam liputan khusus Merah Putih di Perbatasan, yang mulai tayang sejak Selasa (15/8/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.