PALEMBANG, KOMPAS.com- Kebakaran gunung sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan, Palembang, Sumatera Selatan yang sudah berlangsung selama lima hari sampai saat ini belum juga padam meskipun dua unit helikopter water bombing diturunkan.
Lambannya proses pemadaman gunung sampah tersebut dikarenakan lokasi titik api karena kondisi sampah yang mulai mengering ditambah lagi gas metan pemicu percikan api terus menjalar.
Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengatakan, kebakaran TPA Sukawinatan sebelumnya sempat padam. Namun api kembali muncul dari titik bawah sehingga kebakaran muncul lagi.
Baca juga: Gunung Sampah di TPA Sukawinatan Palembang Terbakar
“Saya putuskan karena hari ini belum ada hujan kita pakai Heli Water bombing. Sampai saat ini sekitar 200 kubik air lebih yang ditumpahkan ke lokasi api, itu juga belum lagi pemadaman lewat darat," kata Herman saat meninjau lokasi.
Seluruh pihak terkait hingga BPBD saat ini telah diturunkan ke lokasi untuk melakukan pemadaman. Selain itu, titik lokasi yang mudah terbakar diminta untuk segera dibasahi agar api tidak terus menjalar.
“Ini akan terus kita pantau guna memastikan apinya tidak menyala lagi," tambahnya.
Herman masih belum dapat memastikan penyebab terjadi kebakaran ada unsur kesengajaan atau tidak. Sebab mereka fokus untuk memadamkan api karena asap dari kebakaran itu dikhawatirkan dapat mengganggu kesehatan masyarakat di sekitar lokasi TPA.
Selain itu, ia pun menginstruksikan Walikota Palembang melalui Dinas Kesehatan untuk membagikan masker kepada warga-warga sekitar TPA.
"Saat ini para pemulung belum diizinkan masuk ke area TPA karena ini bahaya bagi kesehatan mereka. Kita upayakan api benar-benar padam sehingga tidak mencemari udara," ungkapnya.
Baca juga: Kerugian Akibat Kebakaran Kapal di Pelabuhan Jongor Tegal Capai Ratusan Miliar
Diberitakan sebelumnya,gunung sampah yang berada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan Palembang, Sumatera Selatan terbakar, setelah satu pekan tidak terjadi hujan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota (DLHK) Palembang Akhmad Mustain mengatakan, terbakarnya gunung sampah tersebut akibat kondisi kemarau yang kini sedang berlangsung. Sehingga, tumpukan sampah menjadi mengering dan memicu terjadi kebakaran.
“Karena sampah mengandung gas metan ditambah kondisinya kering jadi sangat mudah terbakar ketika terjadi percikan api,”kata Mustain, Selasa (15/8/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.