Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Desa di Perbatasan Bengkulu-Jambi yang Baru Merdeka dari Kegelapan pada 2018

Kompas.com - 14/08/2023, 07:18 WIB
Suwandi,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

JAMBI, KOMPAS.com – Setelah 74 tahun Indonesia merdeka, Desa Rantau Kermas, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, Jambi yang berada di daerah perbatasan dengan Provinsi Bengkulu baru menikmati listrik.

Selama puluhan tahun masyarakat berjuang menjaga hutan adat Kara Jayo Tuo, yang mengelilingi desa.

Atas dedikasi menjaga hutan yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), mereka menerima kuncuran dana dari bank dunia, untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) pada 2018.

“Dulu PLN tidak ada, setelah kami punya PLTMH mereka masuk, pasang tiang listrik dan kabel. Saya tetap pasang untuk jaga-jaga,” kata Pelanggan PLTMH, Mira Wati di rumahnya, Senin (24/7/2023).

Baca juga: Kini, Ribuan Warga Cianjur Bisa Nikmati Listrik Gratis

Ia menuturkan memang tidak banyak warga yang tertarik memasang listrik negara.

Tidak hanya khawatir sering mati lampu, tingkat ekonomi warga yang beragam menjadi alasan mereka memilih PLTMH.

Perempuan 39 tahun ini mengatakan, tarif listrik yang harus dibayar setiap bulan menjadi pertimbangan utama warga, untuk tidak beralih ke listrik negara.

Perbandingannya, kata dia, sangat siginifikan, dengan pemakaian yang sama.

PLTMH hanya memungut iuran Rp 50.000 per bulan. Sementara PLN bisa mencapai angka Rp 150.000 sampai Rp 200.000.

“Bedanya memang jauh berkali-kali lipat. Belum lagi ada kebiasaan pemadaman bergilir. Itu yang membuat warga keberatan memasang PLN,” kata Mira.

Dia memasang sambungan PLN memang untuk berjaga-jaga, apabila suatu saat PLTMH mengalami kerusakan permanen.

Baca juga: Warga Pulau Pangkil Tak Bisa Nikmati Listrik 24 Jam Penuh, Gubernur Kepri Datangi PLN

Merdeka dari kegelapan

Sudah puluhan tahun PLN tidak masuk ke desa ini, sehingga dulu ibu-ibu mencuci pakaian ke sungai dan membutuhkan waktu satu sampai dua hari untuk menjemur pakaian, itu pun masih tergantung sinar mentari.

Sekarang setelah ada PLTMH dengan mesin cuci, mereka tidak repot ke sungai, hanya membutuhkan waktu dua jam, baju bisa langsung dipakai.

Dulu, untuk menanak nasi masih bergantung kayu bakar, sekarang sudah ada penanak nasi elektrik.

Untuk mengawetkan daging terpaksa dipanggang di perapian dapur. Lalu mengawetkan cabai harus ditaruh di loteng rumah.

Sekarang masalah itu beres dengan kulkas. Warga Desa Rantau Kermas pun merdeka dari kegelapan.

“Kalau rumah warga itu bayar. Tapi tarifnya murah sekali. Fasilitas umum desa semuanya gratis,” kata Mira.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Rem Blong, Truk Molen Tabrak Mobil dan Rumah di Ungaran

Regional
Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Pernah Bunuh Pencuri Kambing dan Dipenjara, Muhyani Kembali Kecurian

Regional
431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

431 Calon Haji Kota Tangerang Berangkat ke Tanah Suci, Pj Walkot: Utamakan Ibadah dan Jalani Sepenuh Hati

Regional
Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Buntut Penyerangan di Lombok Barat, Keluarga Korban Lapor ke Polda NTB

Regional
Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Anak di Rohil Selamat Usai Minum Kopi Beracun Pemberian Ibu Tiri

Regional
Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Mendaftar ke 6 Partai, Wakil Walkot Padang Ekos Albar Maju Pilkada Padang

Regional
Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Tanggapan BBKSDA Riau soal Pekerja Tewas Diterkam Harimau Sumatera

Regional
Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Baru Kelas 6 SD, Bocah di Jambi Punya Tinggi 2 Meter

Regional
Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Bocah SMP di Garut Saksikan Sang Ibu Dibunuh Perampok di Kamar Mandi, Tangannya Sempat Diikat

Regional
Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam 'Paper Bag' di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Isi Surat Wasiat di Dekat Jasad Bayi Dalam "Paper Bag" di Bali, Ada Uang Rp 1 Juta untuk Pemakaman

Regional
Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Tembalang dan Candisari Deklarasikan Dukungan kepada Mbak Ita untuk Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Dipolisikan Rektor Unri karena Kritik UKT, Khariq: Saya Tetap Berjuang meski Dipenjara

Regional
Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Warga Gayamsari Deklarasikan Dukungan Mbak Ita Maju Pilwakot Semarang 2024

Regional
Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Malam Mencekam di Lombok, 1 Desa Diserang Puluhan Warga dengan Sajam

Regional
2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

2 Kali Jadi Wakil, Ita Daftar Bakal Calon Wali Kota Semarang lewat PDI-P

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com