KOMPAS.com-Bakal calon presiden Ganjar Pranowo mengatakan, dukungan Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN) ke kubu bakal calon presiden Prabowo Subianto, mengingatkannya kepada momen Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Kala itu, Ganjar merasa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) harus melawan koalisi besar gabungan partai politik.
"Kisah ini pernah terjadi saat 2014 kalau tidak salah ya. Saat itu yang mendukung lawannya Pak Jokowi itu juga sama, mereka berbondong-bondong ke sana. Dan kejadian ini kita catat dalam perjalanannya dan selalu ada dinamika yang berubah," sebut Ganjar di Semarang, Minggu (13/8/2023), seperti dilansir Antara.
Baca juga: Golkar dan PAN Tak Jadi Dukung Ganjar, PDI-P: Kita Masih Punya Kawan
Dalam Pilpres 2014, pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla diusung empat partai yaitu PDI-P, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, dan Partai Hanura.
Sedangkan pesaingnya, Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa didukung Partai Gerindra, PAN, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Bulan Bintang.
Jokowi-JK terpilih dengan capaian suara 53,15 persen.
Ganjar menghormati sikap PAN dan Golkar. Dia pun merasa dua partai itu pasti sudah punya catatan sebelum bersikap.
Saat ini, dia menilai semua partai sedang bernegosiasi untuk menentukan arah politik masing-masing.
Baca juga: Prabowo Ungkit Perindo Awalnya Sudah Dukung Dirinya Nyapres, tapi Berubah Haluan ke Ganjar
Ganjar juga terus menjalin komunikasi dengan partai politik lain, baik yang sudah mendukung maupun yang belum mendukung.
"Maka kalau ada partai merapat ke salah satu titik, menurut saya itu hak politik mereka," ujarnya.