Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerah Tambang di Bangka Kesulitan Air Bersih, Ambil di Kolong Tantangannya Buaya

Kompas.com - 10/08/2023, 11:13 WIB
Heru Dahnur ,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BANGKA BARAT, KOMPAS.com - Musim kering mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung.

Salah satunya dialami masyarakat daerah tambang timah di Desa Bakit, Parittiga, Bangka Barat. Di daerah ini penambangan dilakukan di darat dan laut.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga terpaksa membelinya karena sumur-sumur mengering.

Baca juga: Bima Siaga Kekeringan, BPBD Mulai Distribusi Air Bersih

"Air sumur tidak ada lagi," kata Herman, pemilik warung makan di Dusun Bakit Pecinan, Desa Bakit, Rabu (9/8/2023).

Harga satu drum air berisi 200 liter sebesar Rp 25.000. Setiap hari ia membutuhkan satu drum air bersih. Air kategori dua tersebut terpaksa digunakan untuk mandi dan mencuci pakaian sejak sepekan terakhir. 

Baca juga: Kini Warga NTT Tak Lagi Turun Gunung untuk Cari Air Bersih

Kondisi yang sama juga dirasakan warga Desa Sekar Biru, Parittiga bernama Syaria. Sumur di rumah wanita dua anak itu mengering sehingga harus mengandalkan air kolong bekas tambang.

Kolong air yang berlokasi satu kilometer dari rumah didatangi anaknya. Syaria sendiri sudah tidak berani lagi ke kolong karena pernah diserang buaya.

"Pernah langganan air PAM, tapi karena menunggak langsung diputus," ujar Syaria, janda yang bekerja honorer di salah satu sekolah.

Ia juga membeli air yang dijajakan menggunakan drum, namun tidak bisa rutin karena kekurangan uang.

Kepala Desa Sekar Biru, Munarfarzah mengakui daerahnya sedang musim kering.

Hal itu membuat warga banyak yang memamfaatkan air di kolong bekas penambangan.

"Kami selalu imbau dan beri spanduk peringatan untuk berhati-hati di kolong karena pernah ada serangan buaya," ujar Munarfarzah.

Ia berupaya mendorong jaringan pipa air minum daerah agar bisa menjangkau seluruh masyarakat.

Berkah menjual air

Sementara penjual air keliling bernama Agus di desa setempat mendapatkan berkah tersendiri. Dalam sehari Agus bisa menjual 10 sampai 20 drum air.

Ia berkeliling menggunakan mobil pikap yang sudah dilengkapi mesin diesel sebagai pemompa air.

Agus menjual air kategori dua yang tidak dianjurkan untuk konsumsi.

"Kami ambil di kolong. Bukan untuk diminum, tapi buat warga mencuci," ujar Agus.

Menjajakan air, kata Agus, hanya dilakoni saat musim kering saja. Biasanya ia membawa hasil kebun atau mengangkut material bangunan.

"Usaha musiman saja pak, kebetulan lagi kemarau," beber dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com