KUPANG, KOMPAS.com - Sebanyak 33 Kura-kura Leher Ular Rote, dibawa dari Amerika Serikat menuju ke habitat aslinya di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Puluhan kura-kura yang telah punah di habitat aslinya itu, tiba di Kota Kupang dan langsung dibawa ke fasilitas karantina hewan milik Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT, Selasa (8/8/2023).
Kepala BBKSDA NTT Arif Mahmud, mengatakan, sebelum dibawa ke habitat aslinya di Kabupaten Rote Ndao, kura-kura tersebut dikembangbiakan di fasilitas karantina hewan.
Baca juga: Kini Warga NTT Tak Lagi Turun Gunung untuk Cari Air Bersih
"Sebelum dilepaskan kita lakukan pengembangbiakan melalui fasilitas karantina hewan milik kita. Tentunya juga perlu adaptasi sebelum dibawa ke habitat aslinya," kata Arif, kepada sejumlah wartawan di Kupang.
Arif menjelaskan, kura kura ini didatangkan dari Amerika Serikat kemudian berada sementara di Singapura selama 10 bulan, untuk proses adaptasi. Setelah waktunya pas, diterbangkan ke Jakarta dan hari ini dibawa ke Kupang.
Pemulangan kura kura itu, difasilitasi oleh sejumlah organisasi pemerhati satwa dan lingkungan.
Organisasi tersebut, lanjut Arif, memberikan perhatian terhadap upaya konservasi dari berbagai jenis spesies, termasuk kura kura leher ular Rote yang telah punah di habitatnya.
Baca juga: 3 Hari Hilang Usai Menyuluh Ikan, Nelayan di Alor NTT Ditemukan Meninggal
"Kondisi ini tentu mengkhawatirkan sehingga kita perlu memulihkan populasinya di alam. Untuk itu perlu kita mendapatkan indukan dari berbagai negara. Ternyata kura kura Rote ini tersebar di tiga negara yakni Singapura, Austria dan Amerika Serikat," jelasnya.
Repatriasi Kura-Kura Leher Ular Rote, sudah berlangsung sebelumnya yakni pada Bulan September 2021 lalu. Saat ini ada 13 ekor dari Singapura dan Austria.
Menurut Arif, kura kura yang telah dipulangkan ini disebut koloni asuransi yang dipersiapkan untuk menjamin populasinya bisa kembali ke alam.
"Tentu kita berharap, dengan pemulangan atau repatriasi akan memulihkan populasi kura kura ular Rote di alamnya," ujar Arif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.