Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Bor yang Keluarkan Gas Berapi di Purworejo Berjenis Metana, Dapat Dimanfaatkan Jadi Kompor Gas

Kompas.com - 08/08/2023, 11:27 WIB
Bayu Apriliano,
Khairina

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Sebuah sumur bor di area persawahan Blok I Desa Nampu, Kecamatan Purwodadi, Purworejo, Jawa Tengah, mengeluarkan gas alam, bisa menyalakan api.

Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Serayu Selatan, (Kebumen, Wonosobo, Purworejo), Panut Priyanto menyebut gas yang dikeluarkan tersebut tidak berbahaya.

"Itu berjenis gas metana, dan tidak berbahaya," kata Panut saat dikonfirmasi pada Selasa (8/8/2023).

Baca juga: Keluarkan Gas Berapi, Sumur Bor di Purworejo Bikin Geger Warga

Meski demikian, kata Panut, fenomena alam gas yang keluar dari sumur bor di Purworejo tersebut masih harus diteliti lebih lanjut.

Gas serupa juga pernah ditemukan di daerah Grobogan.

"Kita ajukan kajian potensinya ke Dinas ESDM Jateng," kata Panut.

Dia menambahkan, gas metana tersebut malah dapat dimanfaatkan menjadi kompor gas untuk masyarakat, seperti di Desa Rajek, Grobogan, gas alam seperti ini dikembangkan menjadi kompor-kompor masyarakat.

"Kita baru cek lokasi dan menyiapkan data-data untuk referensi," kata Panut.

Baca juga: Sumur Bor Rusak, Warga Dusun Krajan di Malang Antre untuk Dapat Air Bersih

Meski sumur bor yang mengeluarkan gas alam ini tidak berbahaya, Panut mengimbau agar lubang sumur untuk ditutup. Hal ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Untuk mengamankan lokasi lubang bor ditutup saja," kata Panut.

Pemilik sekaligus penggarap sawah yang juga sebagai ketua RT 2 RW 1 Desa Nampu, Parmono, mengatakan, sumur bor itu dibuat olehnya pada hari Minggu (6/8/2023).

Rencananya sumur itu dibuat dengan kedalaman 16 meter guna mengairi dua petak sawah yang ditanami bibit tanaman pagi pada musim tanam ketiga.

Bukannya keluar air, sumur bor tersebut malah mengeluarkan gas yang bisa menyala. Api itu menyala cukup besar hingga mencapai ketinggian sampai kurang lebih 1 meter.

"Jadi kami untuk musim tanam ketiga tahun ini ada trouble air, ya dengan membuat sumur bor, kalau buat sumur hampir semua warga di sawah membuat sumur," katanya, saat ditemui di lokasi.


Lokasi persawahan itu sebenarnya sudah ada aliran irigasi, namun lantaran musim kemarau, irigasi tidak dialiri air, maka untuk memenuhi kebutuhan air, warga membuat sumur bor guna mengairi sawahnya.

Parmono mengungkapkan, sumur bor itu dibuat olehnya guna mengairi dua petak sawah milik dirinya dan saudaranya yang ditanami padi pada musim kemarau ini. Sumur dibuat pada Minggu sore hingga malam hari.

"Tadi malam itu yang keluar bukan apinya, masih air nyembur keatas dengan ketinggian kurang lebih 2 meter, tapi pagi harinya tiba-tiba air mati, dan ternyata sudah nyala ada api,," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Video Viral Diduga Preman Acak-acak Salon di Serang Banten, Pelaku Marah Tak Diberi Uang

Regional
Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Tawuran 2 Kampung di Magelang, Pelaku Kabur, Polisi Amankan 5 Motor

Regional
Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Dua Dekade Diterjang Banjir Rob, Demak Rugi Rp 30 Triliun

Regional
Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Rektor Universitas Riau Cabut Laporan Polisi Mahasiwa yang Kritik UKT

Regional
Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Pembuang Bayi di Semarang Tinggalkan Surat di Ember Laundry, Diduga Kenali Saksi

Regional
Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com