SUKOHARJO, KOMPAS.com - Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) UIN Raden Mas Said Surakarta disorot setelah para mahasiswa baru (maba) diminta panitia mendaftar aplikasi pinjaman online (pinjol).
Buntutnya, kampus yang berada di Sukoharjo, Jawa Tengah, itu akan bisa memberikan sanksi tegas berupa drop out (DO) karena peristiwa ini viral.
Rektor UIN Raden Mas Said, Mudofir, memaparkan, pihaknya bakal menggelar sidang etik untuk menentukan tingkat kesalahan mahasiswa yang diduga terlibat, termasuk DEMA.
"Saat ini kami sudah koordinasi dengan Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan akan menyelidiki permasalahan tersebut termasuk memanggil DEMA," ujarnya.
Dilansir dari TribunSolo, Senin (8/8/2023), dia mengatakan, jika ada kesalahan besar maka pihaknya bakal menjatuhkan sanksi.
"Pasti ada sanksi kalau berat, salah satunya pemecatan atau drop out (DO)," terangnya.
Adapun jika kesalahan yang ditemukan kategori sedang, Mudofir menyampaikan, rektorat akan mengembalikannya ke fakultas.
DEMA sendiri akhirnya buka suara, pasca-viralnya ribuan maba diminta mendaftar aplikasi pinjol pada rangkaian Pengenalan Budaya dan Akademik (PBAK) 2023.
Presiden Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta, Ayuk Latifah berujar, kegiatan dengan sponsor aplikasi pinjol tidak termasuk ke dalam PBAK.
Baca juga: Terlilit Utang Pinjol, Wanita di Bali Coba Bunuh Diri Bersama Anaknya
Ayuk mengungkapkan, kegiatan yang mereka maksud adalah festival budaya, dan butuh pendanaan tersendiri.
"Pastinya ini sifatnya tidak mengikat," ujarnya saat dikonfirmasi TribunSolo.com, Senin (7/8/2023).
Dia mengaku, ada tiga marketplace pinjaman online yang menjadi pendana untuk pelaksanaan Festival Budaya 2023.
Saat disinggung mengenai sistem kerja sama, Ayuk menjelaskan besaran dana sponsor yang mereka terima dihitung berdasarkan akun mahasiswa yang aktif.
"Kalau keuntungan dari sponsor, sebetulnya kami belum mendapatkan keuntungan," terangnya.
Baca juga: Polisi Dalami Pinjaman Online Pelaku Mutilasi di Sleman, Jadi Pemicu Pembunuhan
"Mereka itu akan memberikan sponsor asal data yang sudah registrasi terlihat," lanjutnya.
Dia berkata, dari 3.000 mahasiswa baru yang mendaftar, 1.000 di antaranya tidak lolos. Sehingga hanya tercatat 2.000 maba.
"Yang jelas, sebetulnya kami hanya mengedukasi, bukan bermaksud untuk mengintruksikan ke mahasiswa baru untuk mendaftar pinjol," tandasnya.
Dia menambahkan, hal tersebut mengacu kepada pemberitaan banyaknya masyarakat maupun mahasiswa yang terjerat pinjol.
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Nasib DEMA UIN Raden Mas Said Surakarta Gegara Ramai Pinjol, Terancam Drop Out
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.