Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BKKBN Libatkan Mahasiswa KKN Turunkan Stunting di NTT

Kompas.com - 24/07/2023, 21:12 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Krisiandi

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), melibatkan mahasiswa di wilayah itu untuk menurunkan angka stunting.

Hal itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi NTT Marianus Mau Kuru, saat membawakan materi pembekalan kepada ratusan mahasiswa dan mahasiswi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, yang sedang melaksanakan praktik Karya Kerja Nyata (KKN).

"Kita ingin agar seluruh civitas akademika dan mahasiswa harus terlibat dalam penanganan berbagai persoalan seperti gizi buruk, kematian ibu dan anak, stunting, dan anak remaja yang hamil," kata Marianus, kepada Kompas.com, Senin (24/7/2023).

Baca juga: Camat Margadana Tegal Pelopori Program Bapak Asuh Balita Stunting, 180 Hari Antar Makanan Bergizi

Alasan melibatkan mahasiswa lanjut dia, karena untuk mengatasi persoalan tersebut tidak bisa dilakukan sendiri oleh pemerintah.

Sehingga, kata Marianus, semua pihak termasuk mahasiswa dan pemerintah harus bersatu dan bekerja secara kolaboratif untuk menyebarluaskan informasi pada perubahan perilaku, sehingga masalah stunting bisa ditekan.

Selain itu, tujuan pihaknya memberikan pembekalan tentang stunting, agar para mahasiswa yang hendak KKN memiliki pengetahuan tentang masalah stunting untuk menyampaikan kepada masyarakat.

"Mereka jadi contoh kepada masyarakat, tetapi suatu hal yang penting, mereka masih remaja dan belum berkeluarga sehingga materi tersebut mereka terima dan terapkan dalam kehidupannya," kata dia.

Baca juga: Apresiasi Penurunan Kasus Stunting di Bengkulu, Jokowi: Inovasi Nugget Belut Itu Bagus

Pihaknya juga mengingatkan kepada mahasiswa harus terapkan pola hidup sehat, tidak boleh merokok, mengonsumsi minuman keras dan tak boleh seks pra nikah.

Kemudian, akan disampaikan pula, mahasiswa tidak boleh hamil saat kuliah. 

Sehingga yang diharapkan, mahasiswa yang akan berkeluarga nanti, bisa membawa keluarganya secara baik, terencana, memiliki ketahanan supaya menjadi keluarga yang berkualitas.

"Hal ini yang sedang kita kampanyekan terhadap generasi sekarang sehingga setelah mereka dengar bisa jadi corong kepada masyarakat," kata dia.

Marianus berharap, dengan adanya kegiatan ini, bisa meningkatkan pengetahuan tentang stunting, sehingga bisa mengubah sikap dan perilaku sosial.

Ia juga merekomendasikan kepada Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, agar melakukan penelitian untuk mendukung pemerintah seperti pengentasan stunting, kemiskinan, gizi buruk, kematian ibu dan anak, anak putus sekolah, dan persoalan sosial lainnya.

Baca juga: Wapres Ma’ruf Optimistis, Stunting Turun hingga 14 Persen di 2024

BKKBN kata dia, menargetkan untuk menurunkan stunting di NTT pada 2024 sebesar 14 persen sesuai instruksi Presiden.

"Jadi di Provinsi, kita punya target berdasarkan instruksi Gubernur, Wali Kota dan Bupati bahwa 2023 harus turun menjadi 12 hingga 10 persen," ujarnya.

Saat ini kata dia, angka stunting di NTT berada pada 15,7 persen atau 67.158 anak.

"Waktunya tinggal beberapa bulan lagi, bisakah kita mampu menurunkan stunting. Tentunya hanya dengan kerja keras dan kolaboratif," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Saat Keluarga Dokter Wisnu Titip Surat untuk Presiden Jokowi, Minta Bantuan Pencarian

Regional
Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com