JAMBI, KOMPAS.com- Kepolisian Daerah (Polda) Jambi kembali menjadwalkan mediasi terkait laporan Syarifah Fadiyah Alkaff terhadap Debi Ceper yang diduga melakukan pelecehan secara verbal di ruang publik.
Mediasi pertama pada Selasa (20/6/2023) gagal, lantaran Fadiyah sebagai pelapor tidak datang.
"Saya takut dan masih trauma. Ucapan dia (Debi Ceper) begitu menyakitkan," kata Fadiyah melalui pesan singkat, Selasa (4/7/2023).
Baca juga: Pemkot Jambi Minta Perusahaan Segera Selesaikan Persoalan Rumah Nenek Fadiyah
Ia mengatakan pelecehan seksual yang dilakukan pria dewasa di ruang publik, memang begitu membekas dalam benaknya.
Rasa takut dan trauma muncul karena Fadiyah seorang perempuan baik-baik dan pelajar yang masih di bawah umur.
Sebaliknya Debi menulis sesuatu yang buruk tentang Fadiyah dan disaksikan banyak orang di Indonesia.
"Saya kembali tidak akan datang dalam mediasi kedua yang akan dilaksanakan Polda," kata Fadiyah.
Baca juga: Komnas Perlindungan Anak: Wali Kota Jambi Harus Minta Maaf ke Fadiyah
Menurut dia, polisi harus melanjutkan laporan pelecehan seksual itu, agar semua orang berpikir, untuk melakukan kekerasan seksual terhadap anak di ruang publik.
Sementara itu, Kasubdit Cyber Crime Ditreskrimsus Polda Jambi AKBP Andi Purwanto menuturkan pekan ini akan kembali dijadwalkan mediasi antara pelapor Syarifah Fadiyah Alkaff dengan Debi Ceper.
"Minggu ini kita upayakan untuk pertemuan kembali setelah di pertemuan pertama, pelapor tidak hadir," kata Purwanto.