Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjuangkan Anaknya yang Diduga Dipukuli Senior di Sekolah Pelayaran Semarang, Yoka: Saya Tidak Takut

Kompas.com - 21/06/2023, 20:33 WIB
Muchamad Dafi Yusuf,
Khairina

Tim Redaksi

 

SEMARANG, KOMPAS.com - Yoka, orangtua taruna berinisial MG (19) yang diduga menjadi korban kekerasan di kampus pelayaran milik pemerintah di Kota Semarang, Jawa Tengah suaranya bergetar saat menceritakan anaknya yang menjadi korban kekerasan. 

Sejak buka suara kepada media, nomor Yoka diteror nomor misterius. Nomor tersebut mengirimkan pesan WhatsApp yang meminta agar korban dugaan penganiayaan berinisial MG (19) dimasukkan ke sekolah perawat. 

"Kami mau sampaikan kepada yang mengancam kami. Sampai detik ini, sampai saat ini handphone saya banyak masuk ancaman-ancaman. Baik di medsos maupun di HP saya dan meminta berteman di media sosial saya," jelasnya melalui aplikasi zoom, Rabu (21/6/2023).

Baca juga: Setelah Buka Suara, Orangtua Taruna Pelayaran yang Dipukuli Senior Diteror Orang Misterius 

Meski banyak teror yang masuk di handphonenya, dia mengaku tidak pernah takut. Apalagi, lanjutnya, dia merasa tidak melakukan tindakan kejahatan kepada siapapun. 

"Saya tak pernah takut, saya dan keluarga tak pernah takut karena kami tak melakukan kejahatan. Kami bukan melakukan hal yang buruk kepada kalian," kata Yoka. 

Apa yang dilakukannya hanya untuk memperjuangkan agar anaknya bisa selamat dan menempuh pendidikan yang diinginkan. 

"Kami sebagai orangtua hanya ingin memperjuangkan keselamatan anak kami," ujarnya. 

Dia menjelaskan, keluarga korban dari awal berniat untuk memutuskan rantai kekerasan yang ada di sekolah pelayaran tersebut. Hal itulah yang membuat keluarga menunda kasus pidana kekerasan terhadap anaknya. 

"Makanya kita tak mau pelaku dipenjara. Selama ini pelaku dipenjara namun kekerasan masih terjadi," paparnya. 

Untuk itu, Yoka meminta agar sekolah kedinasan di bawah Kementerian Perhubungan untuk mematuhi aturan yang sudah diterapkan. Menurutnya, semua aturan soal larangan kekerasan sudah ada di buku saku taruna. 

"Kami mohon stop doktrin kekerasan," imbuh Yoka. 

 

 

Dewan eksekutor 

Pada awalnya, Tim Dekor mempunyai tugas untuk dekorasi kapal. Namun, sudah menjadi rahasia umum di antara para taruna jika Tim Dekor merupakan Dewan Eksekutor. 

Infomasi yang dia dapatkan, Tim Dekor cukup dihormati di antara para taruna di kampus pelayaran pelat merah tersebut. 

Anggota Dewan Eksekutor inilah yang diduga menjadi pelaku penganiayaan yang menyebabkan MG mengalami beberapa luka hingga kencing darah. 

Sekitar 24 Oktober 2022 Yoka baru mengetahui jika MG mendapat kekerasan oleh pembina, pengasuh dan taruna senior di kampus pelayaran tersebut. Selain itu, korban juga dipaksa bergabung dengan Tim Dekor. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com