BREBES, KOMPAS.com - Aan Diniyati (40) mengaku sejak 2018 berjalan mendorong kursi roda sejauh 10 kilometer bolak-balik mengantarkan suaminya Nurohman (56) dari rumahnya di Desa Kertabesuki berobat ke RS Bhakti Asih, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Karena tak memiliki uang beli bensin dan tak ingin merepotkan orang lain, menjadi alasan Aan dan Nurohman enggan menggunakan mobil siaga milik pemerintah desa.
Nurohman mengalami sakit gagal ginjal dan harus cuci darah rutin setiap Rabu dan Sabtu.
Karena kakinya bengkak, membuat Nurohman hanya bisa terbaring di tempat tidur dan menggunakan kursi roda.
Di rumah yang tidak layak huni di RT 005 RW 001 Kertabesuki, mereka hanya tinggal berdua.
Sementara, anaknya yang kelas 1 SMP tinggal di panti asuhan.
Ditemui di tempat tinggalnya, Aan mengaku sudah sejak 2018 melakukan kegiatan mendorong kursi roda mengantar suaminya berobat.
Sudah menjadi keputusan berdua enggan merepotkan orang lain.
"Sudah keputusan berdua, tidak mau naik mobil siaga. Kata suami, lebih nyaman diangkat istri sendiri. Kalau diangkat orang lain, merepotkan tenaga orang lain," kata Aan, kepada Kompas.com, pada Senin (12/6/2023).
Aan mengatakan, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ia harus berkeliling kampung hingga pasar untuk mengamen.
Baca juga: Polisi di Samsat Bumiayu Brebes Diduga Gelapkan Uang Pajak Kendaraan
Uang hasil mengamen sehari bisa terkumpul Rp 50.000 hingga Rp 60.000 sehari. Uang itu hanya cukup untuk biaya makan.
"Sebenarnya, mengamen juga tidak boleh sama suami, karena sendirian di rumah. Tapi, terpaksa buat makan. Saat saya pergi ngamen, suami saya kunci dari luar rumah," kata Aan.
Sementara itu, kabar Aan yang viral diberitakan media mengundang simpati dan empati warga di Brebes.
Selain tetangga, sejumlah warga di Kota Brebes juga berdatangan untuk memberikan bantuan.