Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertandingan Sepak Bola di Kabupaten Semarang Ricuh, Wasit Dikejar Pemain dan Penonton

Kompas.com - 09/06/2023, 11:39 WIB
Dian Ade Permana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Kerusuhan terjadi saat turnamen sepak bola Bener Bersatu Cup 2 di Lapangan Pule Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Kamis (8/6/2023).

Dalam pertandingan yang memertemukan Putra Utama FC Banjari melawan Putra Bhakti FC Patemon tersebut, terdengar aparat beberapa kali mengeluarkan tembakan peringatan.

Dalam video amatir yang beredar, tampak penonton dan pemain yang emosi mengejar wasit. Ada salah seorang wasit yang terjatuh dan dikeroyok. Aparat keamanan yang mencoba melerai juga tak dihiraukan hingga mengeluarkan beberapa kali tembakan peringatan ke arah udara.

Baca juga: Rusak akibat Kericuhan di Tamansiswa, Kursi Ki Hadjar Dewantara Ini Pernah Diduduki Presiden Soekarno dan PM India

Menurut seorang warga, Johanes, keributan tersebut dipicu pemain dan penonton yang tidak terima dengan keputusan wasit.

"Ada tim yang dapat penalti, lalu wasit dikejar dan dikeroyok," ungkapnya.

"Saat ada keributan itu, ada tembakan peringatan tiga kali. Tembakan diarahkan ke udara untuk membubarkan penonton yang ribut," ujarnya.

Panitia Turnamen Bener Bersatu Cup 2 Sri Nanda Yudi mengatakan keributan terjadi setelah pertandingan selesai.

"Jadi begitu pertandingan selesai, wasit dikejar. Sebabnya kurang puas dengan kepemimpinan wasit," kata Nanda.

Dia mengapresiasi pihak kepolisian yang mengambil langkah cepat untuk meredam situasi yang kacau.

"Kami mengapresiasi kepolisian yang mengambil langkah cepat dalam meredam situasi chaos. Mungkin tembakan peringatan tersebut adalah protap (prosedur tetap) untuk situasi yang penuh orang tersebut. Karena setelah itu keadaan terkendali dan kondusif," ungkapnya.

Nanda mengatakan turnamen Bener Bersatu Cup 2 tetap akan dilanjutkan dengan pengamanan lebih ketat.

"Tinggal dua pertandingan, sekali semifinal pada Jumat dan final pada hari Minggu," terangnya.

Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Kapolsek Tengaran Polres Semarang AKP Supeno mengatakan keributan terjadi karena penonton mengejar wasit.

"Selanjutnya sudah aman, situasi terkendali," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Pengakuan Pelaku Penyelundupan Motor Bodong ke Vietnam, Per Unit Dapat Untung Rp 5 Juta

Regional
Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Puluhan Anak Usia Sekolah di Nunukan Memohon Dispensasi Nikah akibat Hamil di Luar Nikah

Regional
Jurnalis NTB Aksi Jalan Mundur Tolak RUU Penyiaran

Jurnalis NTB Aksi Jalan Mundur Tolak RUU Penyiaran

Regional
Buntut Video Viral Perundungan Siswi SMP di Tegal, Orangtua Korban Lapor Polisi

Buntut Video Viral Perundungan Siswi SMP di Tegal, Orangtua Korban Lapor Polisi

Regional
Video Viral Pj Bupati Kupang Marahi 2 ASN karena Swafoto Saat Upacara Bendera

Video Viral Pj Bupati Kupang Marahi 2 ASN karena Swafoto Saat Upacara Bendera

Regional
Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Terbukti Berzina, Mantan Suami dan Ibu Norma Risma Divonis 9 dan 8 Bulan Penjara

Regional
DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

DBD Merebak, 34 Warga Sumsel Meninggal Dunia

Regional
Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Pekan Sawit 2024 di ATI Padang, Menperin Fokuskan Kebijakan Hilirisasi

Regional
Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Jaringan Pengiriman Motor Bodong ke Vietnam Dibongkar, Pelakunya Warga Demak

Regional
Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Pemkab Aceh Barat Bangun 600 Jamban untuk Warga Miskin

Regional
8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

8 Orang Meninggal akibat DBD di Solo, Mengapa Kasusnya Masih Tinggi?

Regional
Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Balita 7 Bulan di Bima Jadi Korban Penculikan

Regional
Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Aturan Baru PPDB SMP di Banyumas 2024, Tak Boleh Lagi Numpang KK

Regional
Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Kurir Sabu 2,5 Kilogram Ditangkap di Magelang, Buron dari Jaringan Aceh-Jawa

Regional
16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

16 Pekerja Migran Nonprosedural Terdampar di Pulau Kosong Nongsa

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com