SIKKA, KOMPAS.com - Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Flores Bagian Timur, Agung Wibowo menanggapi keluhan warga kampung Borablupur di Dusun Klotong, Desa Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Warga kampung yang dihuni 58 kepala keluarga (KK) dengan total populasi 177 orang ini hidup tanpa penerangan listrik.
Agung mengatakan telah mengusulkan pembangunan jaringan listrik ke kampung itu. Rencananya, akan dikerjakan tahun depan.
"Jaringan listrik sudah kami usulkan ke anggaran 2024," ujar Agung saat dihubungi, Rabu (5/4/2023).
Baca juga: Cerita Siswa SD di Pedalaman Sikka NTT, Jalan Kaki 3 Km Lewati Hutan demi Sekolah
Selain itu, lanjut Agung, PLN telah menemui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat untuk membahas terkait ketiadan jaringan listrik menuju Borablupur.
Untuk sementara waktu, warga di kampung akan menggunakan tabung listrik (talis) sebagai penerangan.
"Untuk kampung tersebut kemarin sudah ada pembahasan dengan DPRD. Kalau dibutuhkan tahun ini bisa menggunakan talis," ucapnya.
Baca juga: Hari Ketiga Pendaftaran Bacaleg, Belum Ada Parpol Daftar ke KPU Sikka
Sebelumnya, warga Kampung Borablupur mengeluhkan ketiadaan listrik. Setiap malam mereka hanya mengandalkan lampu minyak tanah untuk peneragan. Sementara, beberapa rumah menggunakan lampu super ekstra hemat energi (Sehen). Namun, lampu tersebut hanya bisa dipakai saat cuaca cerah karena sumber listriknya berasal dari tenaga surya atau matahari.
Ketiadaan jaringan listrik juga membuat siswa sulit belajar saat malam hari. Bahkan, mereka harus mendekatkan diri ke sumber cahaya agar bisa membaca dan menulis.
Penjabat Kepala Desa Bura Bekor Nolastus mengatakan telah melaporkan ketiadaan jaringan listrik di Kampung Borablupur ke intansi terkait. Menurut informasi yang ia terima, proposal sudah dikirim ke PLN pusat.
"Memang benar sampai saat ini sebagian warga masih menggunakan lampu minyak tanah karena lampu sehen bantuan yang selama ini digunakan warga sudah rusak. Informasinya proposal sudah kirim ke pusat," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.