KOMPAS.com - Hari Buruh atau May Day selalu diperingati secara internasional setiap tahun pada tanggal 1 Mei.
Hari Buruh dirayakan oleh para pekerja dan gerakan buruh di banyak negara di seluruh dunia. Oleh karena itu, perayaan Hari Buruh juga dikenal sebagai Hari Pekerja Internasional.
Baca juga: Hendak Jual Bayi Berumur 1 Hari, Buruh Harian Lepas Asal Klaten Ditangkap Polisi di Hotel Melati
Adapun merujuk pada UU Nomor 13 Tahun 2003, buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.
Lantas bagaimana sejarah Hari Buruh dan bagaimana awal mula perayaannya di Indonesia?
Baca juga: Hari Buruh 1 Mei, Ini Sejarah dan Tema May Day 2023
Dikutip dari laman Kemdikbud, sejarah Hari Buruh atau May Day berawal dari solidaritas para pekerja dalam rangka memperingati Kerusuhan Haymarket (Haymarket Riot) di Chicago, Amerika Serikat pada tahun 1886.
Baca juga: Sejarah Peringatan Hari Buruh di Indonesia, Ucapan, dan Twibbonnya
Adapun dilansir dari laman Kompas.tv, kejadian itu berawal dari aksi unjuk rasa buruh perusahaan McCormick Harvesting Machine Company pada tanggal 3 Mei 1886.
Demonstrasi awalnya dilakukan untuk memperjuangkan hak-hak buruh dan pemberlakuan delapan jam kerja sehari di Amerika Serikat.
Perusahaan yang memaksa buruh bekerja selama 14, 16, bahkan 18 jam dalam sehari dituntut untuk mengurangi jam kerja menjadi maksimal 8 jam perhari.
Pada aksi unjuk rasa itu, terjadi kerusuhan yang mengakibatkan seorang buruh tewas dan beberapa lainnya terluka.Kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa tersebut terjadi ketika polisi mencoba membubarkan pengunjuk rasa.
Lalu pada 4 Mei 1886, para pemimpin serikat buruh mengadakan unjuk rasa di Haymarket Square untuk memprotes kebrutalan polisi.
Unjuk rasa itu dihadiri oleh Wali Kota Chicago Carter Harrison, yang menyebutkan bahwa unjuk rasa di Haymarket Square adalah aksi damai.
Setelah Harrison dan sebagian besar pengunjuk rasa pergi, satu kontingen polisi datang dan meminta massa membubarkan diri.
Pada saat itu, sebuah bom dilemparkan yang memicu terjadinya kerusuhan yang menewaskan tujuh petugas polisi serta empat sampai delapan warga sipil.
Adapun sosok pelempar bom yang memicu terjadinya Kerusuhan Haymarket tersebut hingga kini tidak teridentifikasi.
Namun pada Agustus 1886, delapan pria yang dituduh sebagai pelaku aksi anarkis dan pemicu Kerusuhan Haymarket diadili di persidangan dan dijatuhi hukuman berat.