Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Sempat Digunakan, Kapal Bantuan Kemensos di Sikka Disebut Sudah Rusak

Kompas.com - 14/04/2023, 13:37 WIB
Serafinus Sandi Hayon Jehadu,
Krisiandi

Tim Redaksi

SIKKA, KOMPAS.com - Kapal bantuan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk nelayan di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami kerusakan.

Seno (30) salah seorang anggota kelompok penerima kapal bantuan asal Kecamatan Bola mengaku kecewa, sebab kapal tersebut belum digunakan untuk melaut.

"Mesin kapalnya baik. Tapi cara kerjanya yang buat kami kecewa. Masa, mesin penggeraknya 30 PK tapi landasan pangkuan mesin terbuat dari seng plat," ujar Seno salah seorang anggota kelompok penerima kapal bantuan , Jumat (14/4/2023) di Maumere.

Semestinya, kata Seno, landasan pangkuan mesin yang bagus berbahan baja. Jika terbuat dari seng rentan mengalami patah. 

Menurutnya, landasan pangkuan mesin adalah bagian paling penting. Jika landasannya patah, maka berpengaruh terhadap onderdil lainnya.

Baca juga: Ayah dan Anak di Sikka Hilang Kontak di Perairan Wairhubing Usai Menerima Kapal Bantuan Kemensos

Seno menuturkan, kapal fiber bantuan Kemensos mengalami kerusakan sejak diluncurkan pada Selasa (4/4/2023) di Pantai Wairhubing.

Saat itu, ia bersama sejumlah nelayan mencoba mengoperasikan kapal menuju Bola. Namun baru berjalan beberapa meter, landasan pangkuan mesin tiba-tiba patah.

"Untung saja patahnya di lokasi Pantai Wairhubing. Kalau patah di tengah laut, tidak tahu lagi nasib kami seperti apa," katanya.

Ia bersama nelayan lain turun dari kapal dan berenang ke darat. Mereka meminta bantuan teknisi di Wairhubing memperbaikinya.

Setelah diperbaiki, kondisi kapal tetap sama, tidak bisa beroperasi. Mereka pun memutuskan bertahan di atas kapal hingga keesokan hari.

"Rabu 5 April 2023 sekitar pukul 05.00 Wita, kami minta bantuan bodi lampara untuk tonda kapal kami ke Wuring untuk diperbaiki," katanya.

Hingga saat ini, kapal tersebut belum bisa dimanfaatkan melaut, karena masih dalam proses perbaikan. Bahkan Seno harus merogoh kocek senilai Rp 2 juta lebih untuk biaya perbaikan.

Padahal, kata Seno, jika kapal bantuan tersebut tidak mengalami kerusakan pasti mendapat hasil tangkapan ikan yang banyak. Apalagi dilengkapi dengan alat-alat canggih.

"Persoalan landasan pangkuan mesin ini hampir semua kapal alami hal yang sama. Tapi mau bagaimana lagi karena namanya juga bantuan sehingga tetap kita harus manfaatkan," bebernya.

Seno berharap pemerintah mengevaluasi secara serius. Jika ada lagi program bantuan kapal agar diperhatikan cara kerjanya. Sebab jika kerjanya seperti yang ada saat ini, maka kapal tidak bertahan lama.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Petir

Regional
Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Mobil Angkutan Terguling di Tanjakan Maluku Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Minggu 28 April 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com