KOMPAS.com - Isryad (44) dan istrinya, Wahyu Tri Ningsih (41) masuk daftar korban pembunuhan dukun pengganda uang, Slamet Tohari alias Mbah Slamet.
Pasangan suami istri tersebut tercatat sebagai warga Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Saat dikonfirmasi, Kepala Desa Tanjung Rejo, Negeri Katon, Pesawaran, Sanjaya membenarkan warganya menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet.
Pihak desa dan juga keluarga saat ini masih menunggu hasil otopsi dari pihak kepolisian.
“Sehingga kami masih menunggu hasilnya seperti apa,” ujarnya kepada Tribun Lampung.
Baca juga: Pasutri asal Lampung Korban Mbah Slamet Sudah 1 Tahun Pergi, Mengaku Mengajar Kursus
Sanjaya menyebut, ia telah diberikan kabar tersebut secara langsung ke Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona.
“Saya sudah mendapat telfon dari beliau dan membenarkan kabar tersebut dan memastikan hal itu benar,” ucap dia.
Sanjaya mengatakan pasangan suami istri korban pembunuhan itu sudah hampir dua tahun tidak pulang ke rumah.
Bahkan mereka sama sekali tak memberikan kabar, baik pada anak ataupun saudaranya yang lain di Pesawaran.
Menurutnya Irsyad terakhir pulang ke rumah pada tahun 2021 silam. Sanjaya menyebut, dalam kesehariannya korban merupakan seorang pengerajin Tapis.
“Korban juga sebagai penenun dan pernah berkerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pesawaran untuk membuat tapis dan peci bordir,” ucap Sanjaya.
Ia juga menyebut korban memiliki usaha di kawasan Tanjung Rejo.
Sementara itu kakak dari korban Wahyu Tri Ningsih, Helmi mengatakan adik dan iparnya pamit bekerja ke Jawa karena ada pekerjaan mengajar kursus membuat bordir pada tahun 2021.
Mereka sendiri memiliki usaha tapis di rumahnya sendiri di Dusun Simbarejo, Desa Tanjung Rejo, Kecamatan Negeri Katon, Kabupaten Pesawaran.
“Dia pamit kalau kerja di sana mengajar membuat bordir dengan upah per jam,” jawab Helmi.