Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke NTT, Menkes Bantu Alat Antropometri untuk Deteksi Stunting

Kompas.com - 05/03/2023, 10:14 WIB


KUPANG, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, berkunjung ke Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (4/3/2023).

Budi bertemu dengan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi.

Saat memberikan keterangan kepada wartawan, Budi mengatakan, Kementerian Kesehatan akan mendukung penanganan stunting di NTT dengan membantu memenuhi kebutuhan alat antropometri pada setiap Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

Baca juga: Alasan Gubernur NTT Tetap Berlakukan Sekolah Masuk Jam 05.30: Anak Lulus Tidak Menganggur

"Kami terus berupaya memenuhi kebutuhan alat antropometri untuk semua Puskesmas dan Posyandu sehingga penanganan stunting lebih cepat dan lebih mudah melayani masyarakat," ujar Budi.

Budi menjelaskan, alat antropometri memiliki fungsi mendeteksi stunting pada anak melalui pengukuran berat badan, panjang, dan tinggi badan serta lingkar lengan atas dan kepala.

Baca juga: Disiksa Majikan di Malaysia, Meriance Buruh Migran Asal NTT Berjanji Akan Mengejar Keadilan Sampai Mati

Dengan alat itu, stunting lebih cepat diprediksi sehingga penanganan juga lebih cepat.

"Saat ini, di Kabupaten Sumedang sudah digunakan Sistem Informasi Penanganan Stunting Terintegrasi (e-Simpati). Ini juga memuat semua data terperinci terkait stunting mengenai siapa nama anak yang stunting, umur, alamat, data orangtua, dan posyandu atau puskesmas terdekat. Jadi semua pihak bisa lihat datanya mulai dari Gubernur, Bupati, Kepala Dinas serta seluruh lapisan masyarakat dapat mengakses informasi ini secara lengkap," jelasnya.

Menurut Budi, Presiden Jokowi sangat mengapresiasi penerapan aplikasi ini dan diharapkan juga dapat dikembangkan dan digunakan di daerah lainnya, termasuk NTT.

Budi pun mengapresiasi penanganan stunting di NTT, yang saat ini dilakukan pemerintah daerah di NTT.

"Kita apresiasi kinerja Pemerintah Provinsi NTT melalui Gubernur bersama Wakil Gubernur serta jajarannya hingga tingkat desa dan para kader yang telah berupaya dengan baik dalam penanganan stunting di Provinsi NTT," ujar dia.

Tentunya, lanjut Budi, penanganan stunting akan efektif dan efisien melalui data akurat secara by name by address yang sudah dilakukan di sini sehingga datanya tepat dan penanganannya juga tepat sasaran.

"Jadi nanti data stunting dari Pemprov NTT yang pada hari ini berada pada angka 17,7 persen itu yang akan dipakai untuk Provinsi NTT dan juga secara nasional. Silahkan dipakai data tersebut karena sudah sesuai dengan by name by address," kata Budi.

Untuk data stunting di NTT, menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), sebesar 35,5 persen.  Namun, angka tersebut hanya data sampel atau prediksi garis besar.

"Jadi nanti kita akan hapus kemudian pakai data dari Pemprov NTT yakni 17,7 persen karena lebih valid dan akurat, ini juga merupakan kinerja baik dari semua pihak," sebut Budi.

Sementara itu, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan pentingnya data stunting yang valid agar penanganannya tepat sasaran sehingga penanganan lebih efektif.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kabut Asap Selimuti Wilayah Kota Mukomuko, BPBD Telusuri Sumbernya

Kabut Asap Selimuti Wilayah Kota Mukomuko, BPBD Telusuri Sumbernya

Regional
Polisi Sebut Karyawan Koperasi di Palembang Tewas Dibunuh Nasabahnya

Polisi Sebut Karyawan Koperasi di Palembang Tewas Dibunuh Nasabahnya

Regional
Pj Gubernur Lampung Bantah Kabar Rencana Pemekaran 3 Kabupaten Baru

Pj Gubernur Lampung Bantah Kabar Rencana Pemekaran 3 Kabupaten Baru

Regional
KPU Balikpapan Hitung Ulang Surat Suara Pemilu DPR di 25 TPS

KPU Balikpapan Hitung Ulang Surat Suara Pemilu DPR di 25 TPS

Regional
Pria di Kupang Ditangkap karena Mencuri Obat dari Gudang Farmasi

Pria di Kupang Ditangkap karena Mencuri Obat dari Gudang Farmasi

Regional
Hilang Saat Tagih Utang, Pegawai Koperasi di Palembang Ditemukan Terkubur Dalam Ruko

Hilang Saat Tagih Utang, Pegawai Koperasi di Palembang Ditemukan Terkubur Dalam Ruko

Regional
Pelajar SMA di Kupang Tewas usai Motornya Tabrakan dengan Mobil

Pelajar SMA di Kupang Tewas usai Motornya Tabrakan dengan Mobil

Regional
Antisipasi Judi Online, HP Milik 150 Anggota Polres Sukoharjo Diperiksa Propam

Antisipasi Judi Online, HP Milik 150 Anggota Polres Sukoharjo Diperiksa Propam

Regional
Viral, Data Pemkot Semarang Diduga Bocor, Ini Kata Dinas Kominfo

Viral, Data Pemkot Semarang Diduga Bocor, Ini Kata Dinas Kominfo

Regional
Merawat Cerita Pesisir Demak Lewat Tari, Penciptaan dan Penerang Kegelapan

Merawat Cerita Pesisir Demak Lewat Tari, Penciptaan dan Penerang Kegelapan

Regional
21 Jemaah Haji Debarkasi Solo Sakit di Makkah, Umumnya Alami Gangguan Paru-paru dan Efek Armuzna

21 Jemaah Haji Debarkasi Solo Sakit di Makkah, Umumnya Alami Gangguan Paru-paru dan Efek Armuzna

Regional
Masuk 5 Besar, Bawaslu Semarang Ajak ASN Netral di Pilkada 2024

Masuk 5 Besar, Bawaslu Semarang Ajak ASN Netral di Pilkada 2024

Regional
Dikomplain soal Sepeda Motor yang Rusak, Mekanik di Lubuklinggau Bunuh Adik Pelanggan

Dikomplain soal Sepeda Motor yang Rusak, Mekanik di Lubuklinggau Bunuh Adik Pelanggan

Regional
Polisi Buka Kronologi Pembunuhan Berlatar Ejekan Mandul di Lampung

Polisi Buka Kronologi Pembunuhan Berlatar Ejekan Mandul di Lampung

Regional
Tergiur Rp 2,5 Juta, Warga Solo Nekat Jadi Kurir Narkoba di Semarang

Tergiur Rp 2,5 Juta, Warga Solo Nekat Jadi Kurir Narkoba di Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com