Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Warga Bantul Tewas dan Jenazahnya Diikat Tali Rafia di Purworejo, Polisi Kantongi Nama Terduga Pelaku

Kompas.com - 23/02/2023, 12:57 WIB
Bayu Apriliano,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PURWOREJO, KOMPAS.com - Penyelidikan pelaku yang membunuh warga Bantul, DI Yogyakarta, yang ditemukan terikat tali rafia di Purworejo, menemui titik terang. Diduga, pelakunya berjumlah lebih dari satu orang.

Perkiraan itu berdasarkan penyelidikan polisi dan keterangan dari keluarga korban, serta olah TKP. Sebanyak 5-6 orang sudah menjadi target incaran pihak kepolisian.

KBO Reskrim Polres Purworejo, Iptu Tri Atmoko mengatakan, polisi sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus pembunuhan ini. Nama-nama terduga pelaku telah dikantongi pihak kepolisian.

Baca juga: Mayat Terikat Tali Rafia di Purworejo Seorang Satpam Warga Bantul

"Iya benar warga Kabupaten Bantul, kita juga temukan kartu Satpam milik korban, sejumlah nama sudah kita kantongi," kata Tri Atmoko pada Rabu (23/2/2023).

Polisi saat ini tengah memburu para terduga pelaku pembunuhan. Korban diketahui bernama Baharudin Wicaksono (29), dan sempat bekerja sebagai satpam. Korban adalah warga Pedukuhan Karanganom, Kalurahan Wonokromo, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul.

"Kita masih mencari tahu lokasi terbunuhnya korban, apakah di Yogyakarta atau di Purworejo," kata Iptu Tri.

Tri menambahkan, dalam mengungkap kasus ini, Polres Purworejo berkomunikasi dengan Polres Bantul. Para pelaku yang diketahui lebih dari satu orang ini sudah dalam pengejaran pihak kepolisian. "Selengkapnya akan kita rilis nanti jika sudah tertangkap," kata Tri Atmoko

Identitas korban diketahui setelah dilakukan autopsi oleh Biddokkes Polda Jateng. Autopsi tersebut juga berhasil mengungkap penyebab kematian korban.

"Pada tubuh korban terdapat bekas kekerasan benda tumpul, memar di kepala, wajah, leher, perut, luka lecet pada wajah dan lengan. Pada bagian kepala terdapat resapan darah yang mengakibatkan pendarahan batang otak," kata Tri Atmoko.

Baca juga: Sosok Jenazah Terikat Tali di Purworejo Terungkap, Korban Jarang Berinteraksi dengan Warga

Tri menambahkan, penyebab kematian korban dikarenakan pendarahan batang otak yang mengakibatkan sesak napas dan mati lemas. Tubuh korban sudah masuk proses pembusukan.

"Dari ditemukannya korban, estimasi kematian 4-7 hari, berdasarkan kesimpulan pelaksanaan autopsi yang disampaikan secara lisan oleh dr Dian Novitasari dari Biddokkes Polda Jateng," kata dia.

Penemuan mayat "Mr X" yang terikat tali rafia di Purworejo sempat membuat geger warga. Untuk itu Polda Jawa Tengah mengirimkan tim untuk melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

Baca juga: Polisi Ungkap Penyebab Kematian Warga Bantul yang Terikat Tali Rafia di Purworejo

Diberitakan sebelumnya, mayat itu pertama kali ditemukan oleh Sutrasno (60), salah seorang warga yang sedang berangkat mencari rumput untuk pakan ternak. Pukul 06.15 WIB, Sutrasno berangkat dari rumahnya yang tak jauh dari lokasi penemuan mayat.

Saat melewati lokasi penemuan mayat, Sutrasno curiga melihat sepasang alas kaki yang tergeletak di pinggir jalan. Awalnya ia menduga ada korban kecelakaan yang jatuh ke jurang sedalam 5 meter tersebut.

"Tadi pagi saya mau mencari rumput, tapi saya curiga melihat ada sandal, takutnya ada laka. Kemudian saya lihat ternyata ada sesosok mayat di bawah sana," kata Sutrasno di lokasi kejadian sembari menunjukkan lokasi ditemukannya mayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung, Korban Terluka di Dada

Regional
Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Masa Jabatan Habis, Anggota DPRD Ini Kembalikan Baju Dinas ke Rakyat

Regional
Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Aparat Telusuri Kabar Pria Bersenjata Api Merambah Hutan di Aceh Timur

Regional
Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Pekanbaru Raih Juara Umum di MTQ ke-42 Provinsi Riau

Regional
Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Istri Brigadir RAT Tak Percaya Suaminya Bunuh Diri, Lebaran Tak Pulang, Sudah 2 Tahun Kawal Pengusaha di Jakarta

Regional
Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Sempat Bantah Aniaya Siswanya hingga Tewas, Kepsek di Nias Selatan Kini Jadi Tersangka

Regional
Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Tak Dibelikan Motor, Anak Tega Aniaya Ibu Kandung di Aceh Tengah hingga Babak Belur

Regional
4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

4 Hari Hilang Loncat dari Kapal, Warga Serang Belum Ditemukan

Regional
Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Kasus PMK Kembali Ditemukan di Boyolali, 41 Sapi Terjangkit

Regional
Aksi 'Koboi' Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Aksi "Koboi" Tewaskan Juru Parkir Hotel Braga Purwokerto, Keluarga Korban: Usut Tuntas

Regional
Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Perjuangan Slaman Selama 38 Tahun Ubah Lahan Bakau Kritis di Pesisir Madura jadi Ekowisata

Regional
Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Polisi Tangani Kasus Belatung di Nasi Kotak RM Padang di Ambon

Regional
Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Lampaui Rerata Nasional, Kalteng Sukses Turunkan Prevalensi Stunting hingga 3,4 Persen

Regional
Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Penjaring Ikan di Cilacap Hilang Terbawa Arus Sungai Serayu

Regional
Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Ditangkap, Pengumpul 1,2 Ton Pasir Timah Ilegal di Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com