Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawah Berlumpur Keluarkan Hawa Panas Muncul di Tanimbar, Ini Penjelasan Ahli Geologi

Kompas.com - 13/01/2023, 05:52 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Luapan lumpur membentuk kawah muncul di tengah Pulau Kabawa, dekat dengan lokasi kemunculan pulau baru di Desa Taineman, Kecamatan Wuar Labobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar Maluku.

Fenomena alam tersebut menjadi sorotan masyarakat khususnya di Maluku lantaran dikait-kaitkan dengan terjadinya gempa magnitudo 7,5 di wilayah tersebut pada Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Tak Hanya Pulau Baru, Luapan Lumpur Membentuk Kawah Muncul di Tanimbar Maluku

Warga juga bertanya-tanya apakah kemunculan kawah lumpur dan pulau baru di Maluku tersebut saling berhubungan.

Menanggapi munculnya kawah lumpur di Pulau Kabawa. Kabupaten Tanimbar itu, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Maluku Herfien Samalahu menjelaskan bahwa fenomena kawah lumpur di pulau itu terbentuk sebelum terjadinya gempa bumi M 7,5 di Kepuluan Tanimbar.

Ia mengaku, dari pendekatan keilmuan, fenomena tersebut merupakan fenomena alam yang biasa dikenal dengan sebutan mud volcano.

Baca juga: UPDATE Gempa M 7,5 Maluku, Kepala BNPB Tinjau Lokasi, Gubernur Tetapkan Status Tanggap Darurat

“Peristiwa fenomena alam ini biasa disebut dengan mud volcano atau gunung lumpur,” kata Herfien kepada Kompas.com saat dimintai tanggapannya, Kamis (12/1/2023) malam.

Lulusan doktor Teknik Geologi Universitas Gadja Mada (UGM) ini menjelaskan fenomena mud volcano pada dasarnya dibentuk oleh ekstrusi sedimen (serpih atau lempung) yang bertekanan tinggi selama aktivitas tektonik dan kegempaan. Serpih menjadi cair dan keluar melalui zona patahan ke permukaan.

“Bisa melalui jalur pengangkatan atau uplift dengan panjang ratusan meter sampai kilometer dan cenderung lurus atau busur karena overpressure (bisa disebabkan karena gempa) di mana lumpur keluar melalui retakan yang mengakibatkan bentuknya  membundar,” terang dia.

Baca juga: Listrik di Tanimbar Disebut Sudah Pulih Usai Gempa M 7,5 Maluku

Ida menerangkan fenomena tersebut menunjukkan bahwa serpih cair telah diekstrusi melalui berbagai lapisan di Pulau Kabawa yang berasosiasi dengan patahan naik dan zona fracture.

Selanjutnya material lunak ini secara perlahan terus bergerak ke atas rekahan dan membawa material lumpur sehingga membentuk kawah atau gunungan lumpur di Pulau Kabawa.

Menurutnya kawah lumpur di pulau Kabawa merupakan peristiwa diaprism yang mengeluarkan aliran lumpur panas aktif bercampur gas serta pecahan batuan.

Baca juga: Tak Hanya Pulau Baru, Luapan Lumpur Membentuk Kawah Muncul di Tanimbar Maluku

“Lumpur tersebut juga diduga mengandung mikrofosil. Hal ini diperkuat dengan beberapa penelitian sebelumnya mengenai keberadaan mud volcano di wilayah Tanimbar dan sekitarnya,” ujarnya.

“Sisi positifnya, keterdapatan dan sebaran mud volcano di Tanimbar mengindikasikan adanya asosiasi sistem minyak dan gas bumi di wilayah ini,” katanya.

Terkait kemunculan kawah berlumpur di pulau itu, ia pun merekomendasikan agar ada penelitian lebih lanjut dari para ahli untuk mengungkap lebih jelas penyebab fenomena tersebut.

“Tentu dari semua analisis ini diperlukan pengkajian dan penelitian lebih lanjut untuk hal ini, karena dengan meneliti semuanya menjadi sangat detail,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Warga Wadas Anggap Mekanisme Konsinyasi Cacat Hukum

Warga Wadas Anggap Mekanisme Konsinyasi Cacat Hukum

Regional
PPDB SMA/SMK Jateng 2024/2025 Resmi Dibuka 6 Juni, Berikut Posko Aduan bagi Calon Peserta Didik

PPDB SMA/SMK Jateng 2024/2025 Resmi Dibuka 6 Juni, Berikut Posko Aduan bagi Calon Peserta Didik

Regional
Sakit Hati Hubungan Asmara Tak Direstui, Pria di Kalsel Sebar Foto dan Video Asusila Mantan Kekasih

Sakit Hati Hubungan Asmara Tak Direstui, Pria di Kalsel Sebar Foto dan Video Asusila Mantan Kekasih

Regional
Pemuda di Kalsel Perkosa Nenek 54 Tahun, Pelaku Ternyata Residivis Kasus yang Sama

Pemuda di Kalsel Perkosa Nenek 54 Tahun, Pelaku Ternyata Residivis Kasus yang Sama

Regional
Kasus Korupsi Internet Desa, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Mantan Wabup Flores Timur

Kasus Korupsi Internet Desa, Hakim Tolak Gugatan Praperadilan Mantan Wabup Flores Timur

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Selasa 4 Juni 2024, dan Besok : Malam Ini Hujan Ringan

Regional
Bubarkan Demonstran Pakai Parang, Bupati Halmahera Utara Mengaku untuk Lindungi Tamu di Rumahnya

Bubarkan Demonstran Pakai Parang, Bupati Halmahera Utara Mengaku untuk Lindungi Tamu di Rumahnya

Regional
Dua Anggota Gangster Pelaku Pembacokan Pemuda di Semarang Ditangkap, Empat Masih Buron

Dua Anggota Gangster Pelaku Pembacokan Pemuda di Semarang Ditangkap, Empat Masih Buron

Regional
Mantan Wali Kota Bima Divonis 7 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

Mantan Wali Kota Bima Divonis 7 Tahun Penjara atas Kasus Korupsi

Regional
Pekerjakan Remaja di Salon Pijat Plus, Muncikari di Semarang Jadi Tersangka

Pekerjakan Remaja di Salon Pijat Plus, Muncikari di Semarang Jadi Tersangka

Regional
Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Sopir Mengantuk, Brio Terjun ke Saluran Irigasi di Kulon Progo

Regional
Loncat ke Sungai Jajar, Bocah SD di Demak Ditemukan Meninggal Dunia

Loncat ke Sungai Jajar, Bocah SD di Demak Ditemukan Meninggal Dunia

Regional
[POPULER REGIONAL] Respons Sandiaga Uno soal Putusan MA | Bus Wisata Terguling di Tawangmangu

[POPULER REGIONAL] Respons Sandiaga Uno soal Putusan MA | Bus Wisata Terguling di Tawangmangu

Regional
PSI Beri Sinyal Dukung Kapolda Luthfi Maju Pilkada Jateng

PSI Beri Sinyal Dukung Kapolda Luthfi Maju Pilkada Jateng

Regional
Komnas HAM: 41 Kasus Kekerasan Terjadi di Papua hingga Juni 2024, 53 Orang Jadi Korban

Komnas HAM: 41 Kasus Kekerasan Terjadi di Papua hingga Juni 2024, 53 Orang Jadi Korban

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com